Senin, 28 Desember 2015

M.G.L "Pulang"

tolong menetap teguh. karena aku sudah letih berlari..

mampukah engkau tangguh memegang janji
 berjalan untuk tetap setia? bertahan memegang cinta?
entah sampai kapan kita akan begini. menjaga tujuan penuh kerikil tajam.tak sadarkah dibalik senyuman sungguh aku terluka? jika kau tidak bisa pastikan. mengapa harus aku yang mengalah? merelakan engkau menjadi juara 1 dan aku hanya juara 2 ?menyerah pasrah? tidak mungkin ! engkau tahu?

pada sebuah titik bifurkasi. sudikah engkau mengerti?
aku hanya ingin ada kita. hanya kita !

Gunung Rindu

..Sungguh diwaktu gelap ini engkah tahu? bayangannmu muncul seakan ingin merasuk,meluk,menguasai hatiku. rindu ini begitu curang selalu bertambah tanpa tahu bagaimana caranya agar berkurang. bertanya kepadamu hanya sebuah kesia-siaan. waktu memang merubah segalanya keadaan dimana kita bercanda tertawa lepas memeluk rindu. aku ingin pulang kerumah dimana kedamaian dan ketentraman menyelimuti. aku lelah dan tolong engkau kembali dan menetap karena aku kehilangan rumah. rumah hatimu.

Jumat, 27 November 2015

~One Day Reverse~

Hari apakah ini? semua jiwa terbalik memusingkan raga
betapa tidak, ada yang berputar begitu cepat seperti gasing, 
ada yang berjalan lambat, lambat sekali seperti keong tua yang sakit-sakitan, ada yang berlari cepat sekali melesat seperti satelit,
ada yang berdiri dengan kepala dibawah, ada yang duduk dgn kursi terbalik, ada yang tidur dengan posisi dipan di atas tubuh, ada yang bercermin di depan tembok, Kusut, gelap, penat, jatuh,runtuh,rontok.. Tuhan.. Semoga semuanya cepat membaik..
~One Day Reverse~

Hari apakah ini? dimana semua jiwa terbalik memusingkan jiwa, betapa tidak, ada yang berputar cepat sekali seperti gasing, ada yang berjalan lambat sekali sepeerti keong tua renta, ada yang berlari bolak-balik cepat sekali seperti meteor, ada yang bercermin senyum-senyum depan tembok, ada yang berdiri dengan posisi kepala dibawah, membaca buku dengan posisi terbalik, orang bercanda dengan kepala mendongak ke atas... dan aku...hanya dapat melihat kejadian itu dengan kepala berkunang-kunang.. Oh Tuhan semoga semuanya segera berakhir.. aku sungguh lelah..

Minggu, 15 November 2015

DeJaVu

P R O L O G

Tuhan.. dimanakah tempat itu? tempat yang selalu engkau hadirkan dalam mimpiku.. dimanakah tempat dengan begitu banyak bunga mawar putih.. kursi indah yang bernuansa perak.. lantai yang berkilau.. suasana yang begitu romantis.. penuh keindahan.. aku tertegun membayangi keindahan yang kini masih ku cari...

Jumat, 30 Oktober 2015

Love Dessert

Kau yang tertulis di lauhul mahfudz
Kaulah nama rahasia terbesarku
Kehadiranmu menyempurnakan hidupku

Kau yang ku sebut di dalam doaku
Kau yang menjadi imam di hidupku
Kehadiranmu menyempurnakan imanku

Ku menunggu dalam sabarku
Ku ikhlaskan semua harapanku
Bersamamu dimasa depanku
Membangun cinta, membangun syurga
Menggapai ridhoNya

Dan aku..
Menanti menjadi istri terbaik untukmu
Sampai bertemu pada suatu masa
Calon Imamku..

Love Dessert

Ya Allah..
Dekatkanlah dia kedalam kalbuku..
Seseorang yang menjadi rumah bagi hatiku..
Yang kelebihannya mengisi kekuranganku dan kelebihanku mengisi kekurangannya, agar kami saling mengisi, belajar memahami, menjaga... untuk saling setia... Aamiin

Senin, 12 Oktober 2015

Menunggu Bintang

Sungguh aku sangat gelisah dan tak bisa berfikir
berkali kali kututup muka ku untuk menenangkannya tapi tak bisa
sungguh sulit aku menyusun sesuatunya dengan baik
Seakan-akan aku hanya sebuah tubuh tapi tanpa nyawa
tak bisa ku kendalikan pikiran dan hati ini
Aku tak bisa mengatur hidup ini mejadi lebih berarti
Aku hanyalah orang yg tak berguna bagi diriku sendiri dan orang lain
berkali-kali aku berpikir tapi aku tak pernah jalankan
Terlalu rumit pikiran yang ada di kepalaku ini. Aku lelah……..
Setiap kali ingin kujalankan setiap kali itu juga gangguan ada di sekitarku
Aku hanya ingin sendiri, biarkan aku sendiri sejenak
Tapi sungguh tak bisa!..
tuntutan waktu tak membiarkan ku menyendiri

Di hati dan pikiran ini seperti sedang mencari sesuatu
tapi apa itu..? aku sungguh tak tau…
sebenarnya apa yg ku cari..?, pastinya sebuah ketenangan jiwa
Jika dengan diam aku bisa berpikir aku akan diam!!
Mungkin selama ini aku sudah kebanyakan bicara sesuatu yg tak berguna

Ya Allah ampunilah dosaku
Aku hanya Hambamu yg lemah yg bergelimang dengan dosa
Ya Allah tunjukan jalan yg terbaik untukku
mudahkanlah semua urusanku
Aku hanya orang yg lemah dan tak berdaya
Ya Allah mantapkanlah Jiwaku yang bimbang ini
berikanlah aku keyakinan yang kuat untuk menghadapi hari ini

Malam sudah semakin larut dan banyak mata tertutup pulas.Di saat Aku menatap langit untuk melihat Bintang di tengah Malam, tapi tak kudapatkan satupun Bintang yang ada, mungkin beda jika Aku berada di desa terpencil Aku akan melihat taburan Bintang yang berkilau indah tidaklah seperti langit Jakarta yg kusam. Aku coba duduk sejenak, di tengah kesendirian malam ini untuk berfikir dan merenung tentang perasaan di hati yang sedang bergolak. Hanya setiap malam Aku bisa berfikir dengan tenang, merasakan sebuah kedamaian yang ada dihati, menuliskan sebuah mimpi yang ada dan hanya saat Malam juga Aku merasa kesepian dan sendiri.

Perasaan ini sudah cukup kucurahkan pada Malam ini, segera kubangkit dalam lamunan dan ku berjalan menuju ke Meja komputer yang sejak tadi menunggu. Ku meyalakan komputer lalu ku putar file musik setalah itu Aku ingin mencoba melanjutkan cerita yang sebelumnya kutulis tapi entah mengapa Aku memulai dgn sebuah tulisan yang baru dan kutulis dengan sebuah judul “Ya Allah Aku tak Ingin Sendiri..”.

Aku tidak tau sebeginikah rapuhkah diriku saat aku sedang sendiri tanpa sebuah Cinta yang menemani di dalam hati ini. Aku masih ingat 3 tahun yang lalu Aku masih merasakan apa yang di sebut Cinta, sebuah perasaan yang di miliki oleh setiap makluk hidup yang ada di dunia. Manusia adalah mahluk yg di berikan oleh Allah swt karunia untuk mencintai baik ke sesama manusia,hewan ataupun tumbuhan oleh sebab itu Manusia di sebuat mahluk yg sempurna. Hewan walaupun kita tidak tau apakah mereka memiliki Cinta tapi kita bisa melihat seekor induk ayam rella berkorban melawan seekor Ular untuk melindungi anak2nya dan juga tumbuhan sebuah bunga mawar yang indah rella sari madunya di hisap oleh seekor lebah yg nanti setelah itu Mawar tersebut akan layu.

Cinta!!, kenapa aku memikirkannya padahal sudah hampir satu tahun ini Aku sudah terbiasa tak merasakannya?, mungkin dengan bertambahnya umur Aku mulai mengerti dan semakin kubutuhkan kedatangan cinta itu. Sering sekali Aku mencoba untuk mendapatkan dan mencari Cinta itu dimana berada tapi sampai Malam ini masih belum kutemukan. Jika ribuan bintang di langit mengizinkanku untuk memilihnya, akan kupilih satu Bintang yang sinarnya tidak terlalu terang tapi membuat Aku terkesima.

Hanya dengan membuat tulisan aku merasa lebih tenang karena jiwaku ada di dalamnya dan mungkin saja Cinta yg kucari sedang membaca tulisan ini.

Kapan akan Kutemukan, sebuah kebahagian yang benar2 sejati
Sejak kulihat langit pertama kali dan ku injak bumi untuk berdiri
Rasanya Jiwa dan hati ini masih terbelenggu
Saat ku berjalan meyibak semak belukar dan menghantam deru angin
Aku mulai berlari melompati sebuah awan putih
dan kunikmati sebuah pelangi, warna yang begitu indah
Aku masih mencari tapi kapan aku temukan
Ya Allah, seandainya saja kau turunkan bidadari dari surga mungkin ku tak sendiri.

Sebuah hati adalah mimpi
Perasaan jiwa yg terkunci

Orang bilang aku ini penulis Sedangkan,
aku belum merasa kalau aku adalah penulis
arti penulis saja aku belum mengerti
apalagi merangkai sebuah kata indah,
itu sangatlah sulit mungkin akan ancur seperti kata ini

Sampai,
aku menulis kata ini karna aku masih tidak tau apa yang bisa aku tulis
apakah hidupku pantas buat di jadikan tulisan..?
apakah hidup orang lain yang akan aku tulis..?
atau hayalanku memang pantas ditulis..?
tetap aku masih bertanya..?

Sebenarnya
menulis itu hanyalah hobi, mencoretkan kata demi kata
menuliskan kembali apa yg pernah kulalui
menuliskan cerita orang yang menurutku indah
menuliskan hanyalanku tanpa akhir ceritanya

Karna,
Aku bisa teringat orang yg pernah aku sayangi
Aku bisa teringat mimpi kecil yg pernah ku lukiskan
Aku bisa lebih belajar dari kesalahan masa lalu.
Atau aku bisa merangkai mimpi dalam coretan kata-kata
Dan Saat aku membaca kembali aku akan tertawa
Orang lain mungkin juga akan tertawa
dan hati ini akan senang


Menanti Matahari

Untuk sebuah penantian yang aku sendiri tidak tahu kapan berakhirnya.., Selaksa doa yang terus terlantun seakan menjadi arang untuk mengobarkan asa.., Sebuah harapan untuk segera menemui hari yang paling membahagiakan. Ya… Hari dimana kita bisa menunpahkan segala rasa cinta yang ada dengan halal dan penuh ridha Allah........

Sekilas, hatiku tersenyum kecil saat membayangkan hal itu.., Tapi, senyum itu terpaksa harus ku tepis karena kenyataan saat ini masih jauh dengan sebuah harapan yang ada., Sebuah kenyataan ternyata kau belum ada di depanku.., Belum datang untukku.., Meski aku tahu, kau telah dipersiapkan Allah untukku..

Aku tidak tahu kenapa sampai sekarang Allah belum mempertemukan aku denganmu.. Padahal, doa dan usaha tak pernah berhenti menghiasi langkahku.., Usaha untuk menyempurnakan ikhtiar dan doa untuk menggenapkan tawakal.., Semuanya telah kulakukan.......

Yah… tapi kembali lagi mau tidak mau aku harus berkompromi dengan semua ketetapan Allah.., Meski aku telah meminta dengan sepenuh harap, Allah tidak akan pernah memberikan apa yang aku inginkan...
Tapi Allah hanya memberikan apa yang aku butuhkan.., Meski berulang kali hati kecilku mengatakan bahwa aku telah siap untuk menikah, Tapi, hanya Allah yang jauh lebih tau tentang kesiapan diriku daripada diriku sendiri.....

Telah berulang kali datang di hatiku orang yang kusangka dia adalah dirimu. Mencoba memasuki hati dan mencoba mengambil tempat yang kuperuntukkan untukmu.., Tapi, berulang kali juga mereka harus keluar dan mengaku kalah karena berbagai sebab.. Dan sekarang, ternyata aku masih menunggumu... Menunggu kedatangan seseorang yang aku sendiri belum tahu siapa dirimu..


Rabu, 20 Mei 2015

Tunggu Aku Di Syurga

Intan Kirna nama sang gadis yang pintar dan cantik, dia dari keluarga yang kurang, namun dari kekurangannya itu dia sangat tidak terlihat karna kelebihan yang dia milikilah. Banyak guru yang suka dan kagum padanya selain dia mengharumkan namanya sendiri, dia juga mengharumkan nama sekolahanya, selain para guru yang suka padanya, para siswa dikelas bahkan disekolahnya pun tergila-gila pada Intan. Disekolah Intan hanya memiliki satu orang sahabat saja, bukan karna dia dimusuhi oleh para siswi melainkan dia hanya merasa nyaman hanya dengan satu sahabatnya itu. Devi, nama sahabat yang sejak kelas satu mereka bersama.Waktunya masuk kelas, karna bel telah berbunyi. Saat jam pelajaran berlangsung bu rini bertanya pada intan, akan tetapi yang menjawab bukan intan, melainkan para siswa yang suka dengan intan, mereka berbondong-bondong mencari muka dengan intan, supaya intan jatuh hati pada mereka, namun karna intan siswi yang pendiam, dia hanya tertunduk malu sambil senyum kecil. &ldquo; nengok ke&rsquo;sekaliii aja ke&rsquo; gw, intan ? &ldquo; teriak salah satu siswa dari belakang, namun intan hanya menunduk saja tidak memperdulikan ocehan orang lain. &ldquo; sudah&hellip; sudah kalian ini pada genit, sudah perhatikan kembali buku kalian !&rdquo; ucap bu rini menenangkan kelas. &ldquo;genit banget sie lo jadi cowok ? lagian apa bagusnya coba sie intan ? &ldquo; celoteh Dera karna tidak suka dengan Intan. &ldquo; lah&hellip; ngapa ? lo iri kan sebenarnya ama si, intan ? ngaku lo ?&rdquo; serbu para siswa. &ldquo; sudah&hellip; sudah malah dilanjutkan lagi ? ayo kita belajar lagi &ldquo; angkat bicara bu rini dengan nada sedikit emosi<br /><br />Ajalku Datang Saat Aku Bahagia<br />Waktu istirahat pun tiba<br />Saat Intan dan Devi ingin keluar kelas, di depan pintu kelas mereka dihadang dengan geng yang gak suka terhadap Intan dan Devi, mereka pun habis dipukuli oleh geng itu dan ketua geng itiu adalah Dera, tidak ada yang berani untuk melaporkan kepada guru, karna jika ada yang melaporkan maka geng itu akan memberikan hukuman yang sangat parah, geng itu sangat berkuasa satu sekolah, karna selain mereka kelas 3, mereka juga dari anak yang terlahir dari keluarga yang kaya, mereka terkenal kejam, mereka akan melakukan segalanya untuk bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, Intan pun banyak darah yang keluar dari bibir kecilnya itu, karna penganiayaan yang dilakukan geng itu.<br /><br />Jam istirahat pun selesai<br />Saat jam istirahat selesai, Intan dan Devi masih belum masuk kedalam kelas, karna harus membersihkan darah yang keluar dari bibirya itu, saat selesai membersihkanya mereka berdua pun kembali kedalam kelas, dan saat mereka masuk kedalam kelas ternyata ada siswa baru, dia sedang memperkenalkan diri.<br />&ldquo; tunggu angga, maaf ibu potong yah ?&rdquo;.<br />&rdquo; oiyah bu, gpp&rdquo; jawab angga<br />&ldquo; kalian berdua kenapa baru masuk kekelas ? dari mana kalian ? intan, kenapa sama bibir kamu ? Devi, kamu juga kok pada berantakan gini ?&rdquo; Tanya bu hikmah yang terkenal crewet itu<br />1 jawaban belum dijawab bu hikmah langsung memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi . &ldquo; tadi kita habis jatuh bu, makanya kita jadi berantakan terus berdarah dech, maaf yah bu kita telat masuk kelasnya ibu &ldquo; jelas Devi ke bu hikmah, bu hikmah pun menganggukan kepalanya dan mempersilahkan mereka berdua duduk.<br />Pelajaran pun kembali dilanjutkan dan anak baru itu pun dipersilahkan duduk. Rangga memiliki wajah yang tampan, kulit yang putih, rambut yang hitam dan berdiri tegak, banyak siswi yang tertarik padanya.<br /><br />3 Bulan kemudian<br />Waktu terus berjalan dan pertemanan antar Intan dan Angga pun terjalin dengan baik, bahkan Angga sudah memiliki rasa kepada Intan, namun dia hanya diam tidak berani untuk mengutarakannya, lagi pula Angga merasa takut jika Intan tau perasaannya maka dia akan menjauhi Angga.<br /><br />6 bulan kemudia<br />Waktu Akhir Semester pun kini hampir tiba. Rangga sudah menceritakan semua perasaannya kepada sahabatnya Intan, yaitu Devi. Devi pun masih merahasiakannya dari Intan, dan rencananya mereka akan memberitahu intan setelah liburan nanti.<br /><br />Waktu terus berjalan, waktu liburan pun kini tiba, walau belum dikasih tau tentang kabar kelulusan mereka, tapi mereka yakin kalau mereka itu akan lulus, suatu hari ditengah liburan berlangsung Devi mengajak Intan untuk berlibur disuatu villa, hingga akhirnya Intan pun setuju untuk semua rencana yang sudah Devi rencanakan, namun Devi tidak bilang kalau Angga juga ikut dengan mereka berdua.<br />Sesampainya divilla, Intan terkejut, karna seseorang yang membukaan pintu ternyata Angga, &ldquo; angga, kamu kok disini ?&rdquo; ucap Intan karna terkejut,<br />&ldquo; oh iya, aku lupa kasih tau kamu intan, kalau villa yang kita datangi sekarang itu milik keluarga angga&rdquo;, jawab Devi menjelaskan<br />&ldquo; hy, dev? Hay intan ?&rdquo; sapa angga<br />&ldquo; oh gitu yah ? hy juga angga ?&rdquo; jawab intan<br /><br />Hingga dimalam yang dingin nan indah karna banyak bintang dilangit membuat suasana terlihat romantic, intan tidak tau menau tentang apa yang mereka berdua rencanakan, dalam lamunan, intan, sangat khusuk, sampai-sampai dia tidak sadar dengan kehadiran angga.<br />&ldquo; intan !&rdquo; panggil angga ke intan yang masih khusuk menikmati bintang-bintang<br />&ldquo; eh kamu angga ? udah lama disini ?&rdquo;intan pun bertanya kembali<br />&ldquo; aku tau, aku hanya seorang siswa baru, aku tau aku hanya orang baru diikehidupan kamu, intan jujur, setelah aku mengenal kamu sejauh ini, aku tuh sudah memiliki rasa sayang bahkan mungkin rasa cinta, dulu aku anggap kamu Cuma sebagai sahabat aku, tapi sekarang semua berbeda, aku sudah pendam rasa ini cukup lama, aku gak berani untuk mencurahkan isi hati ku. Intan&hellip; aku cinta sama kamu, mau kah kamu menjadi pacar ku ?&rdquo;<br /><br />Intan terkaget mendengar ucapan-ucapan angga, dia hanya terdiam, hingga akhirnya Devi pun datang untuk membantu angga.&rdquo; Iya tan, angga tuh sebenarnya udah lama suka sama kamu, dia dari dulu udah bilang ama aku,Cuma ama dia disuruh rahasian dulu, intan, udah kamu terima aja ?&rdquo; penjelasan Devi. Intan pun angkat bicara. &ldquo; iya, sebenarnya aku juga udah tau dari dulu, aku mendengar semuanya tanpa disengaja, Cuma aku pura-pura gak tau. Aku juga sayang sama kamu angga. Aku mau jadi pacar kamu !&rdquo;<br />Itulah jawaban yang sangat diinginkan Angga, hingga akhirnya jawaban itulah yang keluar dari mulut yang sekarang sudah menjadi pacarnya itu.<br /><br />Mereka bertiga lulus dengan nilai yang sangat baik, pesta pun diadakan disekolah mereka semua party untuk yang terakhir kalinya, dan tema yang diangkat dari party ini romeo and Juliet, dan akan diadakan lomba dalam party itu, siapa yang biasa dansa bersama pasangannya secara romantic dan banyak disukai dengan kawannya, maka itulah pemenanangnya<br /><br />Angga dan Intan pun menerima ajakan Deva mantan musuhnya, mereka pun berdansa bersama. Lomba pun selesai dan pemenangnya adalah Angga dan Intan, mereka dinobatkan sebagai romeo and Juliet sampai tahun depan.<br /><br />Sepulangnya dari party, Angga mengajak Intan kembali kerumah, dengan rasa yang sangat bahagia mereka selalu tertawa bersama, mereka berdua pulang dengan berjalan kaki, di jalan mereka bercanda dan tertawa dengan sangat lepas, namun ditengah candaan dan tawaan yang mereka lakukan, ternyata ada perasaan yang sangat mengganjilkan hati angga, namun entah apa yang angga rasakan, angga pun langsung memeluk Intan dari belakang. &ldquo; sayang, kamu tau ga kalau sekarang aku bahagia banget, aku harap hingga anak cucu kita tau kalau kita saling mencintai satu sama lain dan saling setia satu sama lain, kita harus menceritakan sedetail-detailnya kepada mereka kelak yah ?&rdquo;. intan pun meng-iya-kan semua perkataan kekasihnya itu. &ldquo; sayang kamu kok nangis ?&rdquo; ucap intan bertanya kepada angga. &ldquo; aku gak nangis kok sayang ! ini memang air mata, tapi air mata yang keluar dari mata itu bukan berarti air mata kesedihankan ?. ini air mata kebahagiaan, aku sayang banget sama kamu, kamu jangan pergi yah ?&rdquo;.<br />Belum sempat intan menjawab pertanyaan angga, entah mobil apa yang berjalan seperti orang yang sedang mabuk mendekat kearah mereka berdua, duuuuar&hellip;. Suara tabrakan yang sangat keras pun terjadi.<br /><br />Mereka pun terpental kedalam jurang, tidak ada yang tau kecelakaan ini, karna mobil yang menabrak mereka berdua kabur meninggalkannya, pagi pun tiba, pagi yang cerah dan sejuk ini adalah kesukaan intan, intan sangat suka dengan udara pagi, namun berbeda dengan pagi ini. Angga tersadar dari pingsannya, masih dalam keadaan yang cukup parah angga tidak memperdulikannya, angga langsung mencari keberadaan kekasihnya itu, mereka tidak begitu jauh terpisah. Angga pun bangkit dan dia pun langsung membangunkan kekasihnyanya. Angga mengecek denyut nadinya. Sudah tidak ada bunyi. &ldquo; tidak&hellip; intan sayang bangun, kamu udah janji sama aku kalau kamu gak akan ninggalin aku. Sayang bangun ?&rdquo; tidak ada jawab dari intan. Ternyata intan memang sudah tiada. Angga pun mengangkat jenazah kekasihnya itu. dengan penuh nangisan.<br />Singkat cerita<br />Kini Angga sudah bukan menjadi angga yang dulu, yang selalu ceria atau pun bercanda, angga kini menjadi sangat pendiam, bahkan dia pergi villa kenangan itu, tidak ada yang tau keberadaannya, namun Devi sudah mengira/ sudah tau dimana dia berada. Seminggu kemudian Devi dan Sandra ( pacar Devi) pergi bersama ke villa itu untuk melihat keadaannya Angga.<br />Mereka berdua pun terkejut melihat keadaan didalam kamar Angga, karna<br />Angga mati bunuh diri, dia pun memberikan sepucuk surat untuk orang yang ditinggalkannya, dengan penuh tangisan yang sangat teramat Devi membacakan surat itu, Angga mati karna dia sangat merasa bersalah dengan apa yang terjadi dikehidupan ini, dia tidak terima kalau Intan hanya mati seorang diri, maka dari itu angga ingin menemani intan dikesendiriannya. Cinta mereka pun abadi.

Senyum Terakhir Bersamamu

Aku menatapnya begitu lekat. Bola matanya yang berwarna hitam pekat memancarkan kemarahan yang begitu hebat. Sikapnya yang hangat dan lembut seketika berubah menjadi monster menyeramkan yang siap menerka mangsanya. Begitulah sikap ray. Disaat aku menolak untuk mengikuti kata-katanya, sikapnya berubah 180 derajat. Aku tak habis pikir, kenapa Allah menciptakan orang seperti dia. Begitu posesif dan egois. Otoriter, bersikap semaunya, dan selalu memaksakan kehendaknya. Jika aku terus ikuti kemauannya,lalu bagaimana dengan aku???. Come on...bukankah ini adalah hidupku.Aku yang berhak untuk melakukan apapun sesuai dengan keinginanku. Lalu bagaimana dengan cinta ku bila aku tak melakukan kemauannya???. Tapi ...bukankah cinta tak seperti ini? kali ini aku menolak keinginan ray yang memintaku untuk keluar dari jurusan sastra. Alasannya hanya karena ada vito, cinta pertamaku yang kini berada satu jurusan denganku.<br />Senyum Terakhir<br />Hhhh... bukankah ini alasan yang tak logis. Lalu bagaimana dengan mimpi ku jika aku harus pindah jurusan? Aku harus meninggalkan mimpiku untuk jadi penulis hebat hanya karna cinta???.<br />&ldquo; aku gak bisa, ini adalah mimpi ku...&rdquo; ujar ku<br />&ldquo; Cuma demi mimpi kamu rela kita bertengkar, belum tentu mimpi kamu akan terwujud kan??? &ldquo;ujarnya dengan nada tinggi.<br /><br />Aku tercengang mendengar ucapannya.Hhh..seperti itukah dia?? Sungguh sulit ku percaya.<br />&ldquo; kamu gak berhak atur-atur aku, ini hidupku. Dan kamu bukan siapa-siapa yang bisa seenaknya membuang mimpi-mimpi ku...!!!&rdquo; seru ku penuh emosi seraya pergi meninggalkannya. Aku sama sekali tak perduli dengan seruannya yang meminta aku untuk kembali kehadapannya. Aku berlari dan terus berlari sambil sesekali menyeka air mata yang membasahi kedua pipi ku. Tak pernah ku sangka bahwa dia seperti itu, begitu menganggap enteng mimpi ku. Mimpi yang slalu aku idam-idamkan selama ini. Dan dengan mudahnya dia berusaha untuk menghancurkan mimpi ku. Sungguh...aku tak dapat menerima semua ini.<br />***<br /><br />Setiba di dalam kamar, ku hempaskan tubuh mungilku ke atas tempat tidur ku. Sangat lelah sekali. Lelah jiwa dan raga. Ku buka ponsel ku, terlihat 25 miscall dan 65 sms dari ray. Aku sama sekali tak mau untuk membaca pesan ataupun mengangkat telepon dari nya. Kali ini kesabaran ku sudah benar-benar habis. Menghadapi sikapnya yang posesif membuat aku muak.<br />&ldquo; Kehilangan mimpi ku hanya demi cinta,hhh...memang loe fikir loe siapa?&rdquo; umpat ku dengan kesal.<br /><br />Ku pejamkan kedua mata ku, mencoba untuk melupakan semuanya. Namun tak berhasil. Sial, kenapa dia terus ada di pikiranku?. Tak lama terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar ku.<br />&ldquo; Siapa?&rdquo; tanya ku setengah berteriak.<br />&ldquo; ini kaka,ada ray tuh diluar...&rdquo; ujar kak sofie memberitahu,<br />&ldquo; Suruh pulang aja kak, aku lagi gak mau ketemu dia.&rdquo; Kata ku.<br />&ldquo; Ayo temuin dulu sebentar...&rdquo; bujuk kak sofie<br />&ldquo; gak mauuuuuuuuuuuuuuu....&rdquo; seru ku.<br />&ldquo; ya udah kalo gitu.&rdquo; Ujar kak sofie menyerah.<br /><br />Tak terdengar lagi suara kak sofie. Mungkin dia sedang bicara dengan Mr. Posesif itu.<br />&ldquo; aku gak mau ketemu dia. Jangankan ketemu,membayangkan mukanya aja gak sudi.&rdquo; Gerutu ku dalam hati.<br />&ldquo; daripada mikirin Mr. Posesif itu lebih baik aku tidur.&rdquo; Fikirku seraya menarik selimut.<br />***<br /><br />&ldquo; Bella..!!&rdquo; seru vito saat kami berpapasan di perpustakaan kampus.<br />&ldquo; hai..kamu disini juga?&rdquo; ujarku basa basi.<br />&ldquo; iya, biasa...cari inspirasi lewat buku-buku best seller.&rdquo; Katanya<br />&ldquo; owh...&rdquo; aku mengangguk pelan.<br />&ldquo; ikut aku yuk..&rdquo; ajak vito<br />&ldquo; kemana?&rdquo; tanyaku<br /><br />Vito menarik tangan ku. Setelah membayar sewa buku yang dipinjamnya, ia membawa ku ke sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari kampus ku.<br />&ldquo; ngapain kamu bawa aku kesini..?&rdquo; tanya ku heran.<br />Vito masih asyik mengaduk-aduk cappucino yang ada di hadapannya.<br />&ldquo; mau ngobrol aja sama kamu.&rdquo; Ucapnya santai.<br /><br />Vito tak banyak berubah. Masih tetap seperti vito yang ku kenal saat 3 tahun lalu.<br />&ldquo; gak sopan.&rdquo; Ujar ku ketus.<br />&ldquo; loh..kenapa?&rdquo; ekspresi wajah vito berubah.<br />&ldquo; harusnya kalo mau ngajak orang ke suatu tempat itu tanya dulu donk,lagi sibuk atau enggak,mau ada acara lagi atau engga.jangan asal tarik aja.&rdquo; Kataku<br />&ldquo; hehe..maaf deh, abisnya tiap mau ngobrol sama kamu gak bisa terus.&rdquo; Katanya kesal.<br />&ldquo; kenapa?&rdquo; tanyaku bingung.<br />&ldquo; ya iyalah, gimana bisa ngobrol kalo tiap hari kamu dibuntutin terus sama bodyanguard kamu.&rdquo;<br />&ldquo; hihihi...iya juga sih.&rdquo;kataku sambil tertawa kecil.<br />&ldquo; gimana keadaan kamu sekarang?&rdquo; tanyanya.suasana mulai serius.<br />&ldquo; not fine.kamu?&rdquo; tanya ku balik seraya menghembuskan nafas.<br />&ldquo; baik banget. Gimana pun keadaannya akan selalu baik donk.&rdquo; Katanya ceria.<br />&ldquo; bagus donk.&rdquo; Kata ku.<br />&ldquo; nih...&rdquo; vito menyerahkan sebuah novel padaku.<br />&ldquo; My first love..&rdquo; yups itulah judul novel yang diberikan vito padaku. Seketika aku tercengang saat melihat nama &ldquo; Vito Andrean&rdquo; tertera sebagai penulis novel tersebut.<br />&ldquo; Apa ini sungguhan..?&rdquo; tanyaku tak percaya. Vito tersenyum kecil.<br />&ldquo; Aku buat novel ini khusus untuk kamu, dan aku sengaja hanya mencetak novel ini 2 buah, untuk kamu dan aku. Supaya kamu tau bahwa kamu begitu berarti buat aku. Dan aku mau novel ini menjadi hadiah yang paling special dibandingkan hadiah yang lain yang pernah kamu terima. &ldquo;<br /><br />Aku menatapnya dalam. Kenapa harus vito? Dan kenapa bukan ray yang bersikap seperti ini&hellip;?<br />&ldquo; maksud ucapan kamu apa?&rdquo; tanyaku tak mengerti.<br />&ldquo; setelah kamu baca novel ini, kamu pasti akan mengerti.&rdquo; Ujarnya.<br />Aku masih diam seribu bahasa. Tak tahu apa yang harus aku ucapkan. Karena kejadian hari ini sungguh membuat aku terkejut.<br />***<br /><br />Sejak kejadian itu, aku tak pernah melihat ray dikampus. Bahkan dia pun tak pernah sms atau telepon aku lagi.<br />&ldquo; Hhhh&hellip;bagus deh.&rdquo; pikirku lega.<br />Tapi&hellip;gimana kalo dia sakit??? atau&hellip;terjadi sesuatu yang tak diinginkan???<br /><br />Aku mulai khawatir. Tapi rasa kecewa ku padanya belum bisa terlupakan.<br />&ldquo; Hhhhh&hellip;.terserah deh, mau sakit atau nggak aku nggak perduli. Toh&hellip;dia juga sama sekali nggak perduli dengan impianku.&rdquo; gumamku.<br />Tiba &ndash; tiba saja aku teringat pada novel yang diberikan vito padaku kemarin. Ceritanya begitu mengharukan. Aku baru mengerti sekarang, meskipun semasa SMA dulu sikapnya selalu dingin padaku tapi ternyata ia menyimpan perasaan cinta yang begitu besar padaku. Dan sampai saat ini, perasaannya pun masih tetap sama.<br />Lalu &hellip;kenapa dia tidak pernah menyatakan perasaannya terhadapku?<br />Ahh&hellip;entahlah. Mungkin dia memiliki alasan yang tak ku ketahui.<br /><br />Sambil menunggu jadwal kelas selanjutnya. Aku duduk di taman kampus sambil sesekali melemparkan pandanganku kearah koridor kampus. Biasanya&hellip;tiap hari ray memperhatikan semua aktivitasku sambil berdiri ditempat itu. Tapi&hellip;sudah seminggu ini dia tak tampak. Apa benar terjadi sesuatu padanya..??? hatiku mulai resah.<br />&ldquo; bell&hellip;&rdquo; panggil reza yang kini duduk disampingku.<br /><br />Aku mengalihkan perhatian ku padanya.<br />&ldquo; kenapa?&rdquo; tanyaku.<br />&ldquo; ray mau ketemu sama loe.&rdquo; Katanya. Aku terdiam sejenak.<br />&ldquo; gue&hellip;&rdquo;<br />&ldquo; please bell, buat yang terakhir.&rdquo; Ujarnya lagi memotong ucapanku.<br />&ldquo; yang terakhir&hellip;maksud loe?&rdquo; aku mulai khawatir.<br />&ldquo;ray bilang setelah pertemuan hari ini, dy gak akan ganggu loe lagi.&rdquo;<br />&ldquo;okey.dimana?&rdquo;<br />&ldquo;di rumah sakit Harapan Kita.. &ldquo;<br />&ldquo;apa?Rumah sakit&hellip;!&rdquo;aku tercengang.<br />&ldquo;iy bell..udah beberapa hari nie ray di rawat di rumah sakit.&rdquo;<br />&ldquo;tapi knp?bukannya Selama ini dia baik-baik aja?&rdquo; tanyaku tak percaya<br />&ldquo;leukemia akut.ray mengidap penyakit ini sejak kecil dan dia menolak untuk melakukan operasi pencangkokan sumsum tulang belakang. Dia gak mau merepotkan orang lain. Yang dia mau saat ini loe,bell.&rdquo;ujar reza menjelaskan.<br /><br />Yaa Allah..apakah semua ini nyata? Mendengar penjelasan reza tubuh ku terasa lemas dan tempurung lutut ku terasa copot hingga tak mampu lagi untuk melangkah. Reza menuntun ku masuk kesebuah ruang isolasi. Ku lihat ray terkujur kaku tak berdaya di atas ranjang dengan dibalut selang infuse dan tabung oksigen. Aku berjalan mendekat ke arahnya. Wajahnya terlihat pucat,tubuhnya begitu kurus dan lemah. Sungguh sulit ku percaya. Benarkah ini ray?cowo angkuh dan posesif yang selama ini terlihat kuat kini hanya bisa terbaring lemah tak berdaya. Butiran Kristal bening tak berhenti berhamburan dari sudut mata ku. Bibirku bergetar. ku ambil tangannya yang lemah lalu ku genggam erat. Matanya terlihat sayu,ray tersenyum kecil pada ku.<br />&ldquo;lla..&rdquo;ujarnya.ya masih seperti biasa. Dia memanggil ku dengan panggilan kesayangannya.<br />&ldquo;ya..&rdquo;ku seka air mataku.<br />&ldquo;aku sayank sama kamu..&rdquo;ujarnya lirih.<br />&ldquo;jangan tinggalin aku lagi..&rdquo; lanjutnya. Aku mengangguk pelan..tak mampu ku bendung air mata ku.<br />&ldquo;maafin aku ray, seharusnya aku gak bersikap seperti kemarin.seharusnya aku terus ada disamping kamu buat jagain kamu, seharusnya aku gak pergi tinggalin kamu, seharusnya&hellip;&rdquo; aku tak mampu melanjutkan kata-kata ku.<br />&ldquo;lla.. aku gmw liat kamu nangis.aku yang salah karna terlalu mengekang kamu.maafin aku yah..?&rdquo;ujarnya terbata-bata.<br />&ldquo;aku udah maafin kamu,,tapi kamu harus janji gak akan tinggalin aku..&rdquo;<br /><br />Ya.. aku janji, dimana pun aku berada hati ku tetap selalu ada untuk kamu, dan jiwa ku gak akan pernah pergi meninggalkan kamu&hellip;&rdquo;katanya pelan.<br />&ldquo;lla.. aku mau kamu tetap disini, temani aku tidur dan ceritakan semua tentang kita..&rdquo;pinta nya.<br />&ldquo;ya..aku akan tetap ada disamping kamu.. aku gak akan pernah tinggalin kamu lagi.&rdquo; Aku memeluk tubuh ray yang kini tak berdaya.semuanya seakan hilang. Kemarin kamu begitu kuat disaat memeluk tubuhku??kemarin kamu begitu selfish hingga membuat aku muak? Aku genggam erat tangan kanannya. Dia tersenyum kcil pada ku. Senyum terakhir yang tak kan lagi bisa ku lihat. Karna setalah dia memejamkan matanya, kondisinya kembali kritis&hellip; reza bergegas memanggil dokter. Dan aku tak kuasa untuk melihat semua ini. Ray.. beginikah akhir kisah cinta kita&hellip;??.<br />***<br /><br />Cuaca begitu mendung. Awan terlihat hitam dan mulai turun rintik hujan membasahi bumi. Bumi pun seakan ikut menangisi kepergian ray. Setelah acara pemakaman selesai, vito memberiku sepucuk surat yang ray titipkan untukku. Dengan mata sembab dan tangan bergetar aku mulai membuka surat itu.<br /><br />Dear Bella&hellip;<br />lla&hellip;taukah kamu,hidupku tak pernah berarti bila tak ada kamu disampingku. Karna hanya kamu yang selalu memberikanku perhatian dan kasih sayang yang tak pernah aku dapatkan dari orang lain, sekalipun dari orang tuaku.<br />Vito&hellip;dia yang telah merebut semuanya. Aku begitu membencinya karna dia tlah menghancurkan hidupku.<br />Papa ku menikahi mamanya saat aku berusia 6 tahun. Dan mamaku&hellip;dia lebih memilih mengakhiri hidupnya karna tak kuasa melihat perlakuan papa. Sejak kepergian mama aku begitu sedih karna tak ada lagi yang memberikanku kasih sayang yang seharusnya masih aku dapatkan dari orang tuaku.<br />Sampai suatu hari aku bertemu kamu, yang begitu amat menyayangiku. Aku tak pernah mau kehilangan kebahagiaanku lagi sampai akhirnya aku harus bersikap posesif sama kamu. Aku lakukan smua itu karna aku takut kehilangan kamu. Tapi ternyata&hellip;takdir berkata lain. Walau bagaimanapun aku pasti kehilangan kamu. Karena hidupku begitu terbatas. Aku sangat benci dengan semua ini. Aku benci papa yang telah menyakiti mama. Aku benci mama yang telah meninggalkan ku sendiri. Aku benci vito yang telah merenggut kebahagiaanku. Dan aku benci Tuhan karna dia memberikanku hidup yang begitu singkat dan memaksaku untuk kehilangan kamu. Hanya 1 orang yang aku sayangi di dunia ini, yaitu kamu.<br /><br />Meski kini aku harus melepaskanmu, tapi aku bahagia karna sempat memilikimu. Aku ingin kamu bahagia bersama vito. Cinta pertama yang tidak pernah kamu dapatkan selama ini hanya karna aku.<br />3 kata terakhir yang aku ucapkan untuk kamu..&rdquo; aku cinta kamu &ldquo;..<br />Aku yang slalu mencintaimu&hellip;<br />Rayy&hellip;<br /><br />Aku menangis sejadi-jadinya saat membaca surat dari ray. Tak pernah ku sangka bahwa hidupnya begitu sulit dan menyedihkan. Vito mencoba menenangkanku. Vito merengkuh tubuh mungilku dengan lembut,dan aku menangis dalam pelukannya.<br />&ldquo; maafkan aku ray,aku percaya meski smua ini begitu tidak adil untuk mu,tapi Tuhan punya rencana indah yang telah dia siapkan untukmu.maaf&hellip;karna aku tidak bisa lagi ada disampingmu.tapi aku ingin kamu tau..meski kamu tidak mampu lagi memiliki ragaku..tapi tetap memiliki hatiku..&rdquo;<br /><br />Surat terakhir ini akan ku simpan slalu..dan namamu akan tetap berada dihatiku dan senyum terakhir yang kamu berikan untukku akan selalu berada dalam benakku.<br />&ldquo; aku sayang kamu ray&hellip;&rdquo; ujarku sambil terisak.<br />Kini aku mengerti,kenapa vito tak pernah menyatakan perasaannya padaku,semua itu karna dia dan ray adalah saudara tiri.meskipun ray begitu membenci vito.tapi vito mencoba mengalah dan menyimpan perasaannya padaku selama bertahun-tahun.<br />Kini &hellip; meski ray telah mengizinkan kami untuk bersama,tapi hatiku belum mampu untuk menerima kepergian ray.dan sampai saat ini bayangan wajahnya masih selalu mengikuti setiap langkahku.

Minggu, 26 April 2015

Cerpen "Catatan Dari Langit"

Langit Terlihat begitu biru sampai-sampai aku terkagum memandanginya. Belaian angin yang lembut menmbelai wajahku. Suara rumput yang bergoyang-goyang ditambah suara burung yang berkicau terdengar begitu merdu dan syahdu untuk aku dengar. Tiba-tiba Aku teringat kepada suara yang lembut yang dulu pernah mengisi hidupku walaupun sebentar.Saat itu dia menghampiri dan menyapaku, "Hey"katanya. Ku tengok ke belakang, ternyata dia teman sekolah ku. Namanya Ami, lebih tepatnya Okumura Ami. Dia adalah seorang gadis cantik keturunan jepang, gadis yang sangat terkenal di jagad sekolah ku, gadis yang sangat di kagumi oleh kaum pria di sekolah. Ku akui dia memang cantik, tak munafik sebenarnya akupun menyukainya. Namun, apa daya? Aku hanyalah laki-laki lemah yang menurutku, aku tak pantas untuk mendapatkannya.<br />Catatan Dari Langit<br />&ldquo;Hey, Sendirian aja. Jangan ngelamun dong!&rdquo; Katanya. Suara yang selalu ingin aku dengar setiap hari, Suara yang selalu aku tunggu setiap waktu. &ldquo;Ne..?? Kok Bengong?&rdquo; katanya lagi. Bola mata yang sungguh indah membuatku gugup bila berbicara dengannya. &ldquo;Aa&hellip;a.. Nggak kenapa-kenapa kok. Aku emang seneng sendirian di tempat seperti ini. Suasana nya cocok untuk rileksasi. Kamu kok tiba-tiba kesini, ada apa?&rdquo; jawabku. &ldquo;Oh, begitu ya! Aku ngeganggu gak? Nggak kenapa-kenapa. Cuman bosen aja di kelas, gak ada guru soalnya.&rdquo; Katanya. Jujur saja, aku kurang suka dengan suasana seperti ini. Aku merasa canggung bila berduaan dengan seorang gadis, apalagi gadis yang aku sukai sejak lama. Akupun mulai berfikir, bagaimana caranya menetralisir situasi seperti ini. Beberapa saat kemudian aku menerima SMS dari guru ku agar segera menemuinya. Syukurlah, aku bisa keluar dari situasi itu. walaupun aku selalu sedih saat aku harus meninggalkannya. &ldquo;Ami, aku disuruh pak guru untuk menemuinya. Kamu gak apa-apa kan kalo aku tinggal?&rdquo; tanyaku. &ldquo;ah, gak apa-apa! Aku tak akan mengapa&rdquo; jawabnya.<br /><br />Akhirnya Waktu yang ditunggu-tunggu setiap siswa SMA pun tiba. Jam pulang! Seperti biasa, aku pulang dengan berjalan kaki bersama teman-temanku. Setiap langkah kami isi perjalanan dengan bercanda ria, tertawa bersama sepanjang perjalanan sungguh membuatku senang, apalagi setelah seharian belajar. Tiba-tiba mataku terkaget saaat melihat Ami didepanku. Aku berusaha untuk menghindar, namun tak mungkin bagiku untuk kabur atau lari karena itu hanya akan membuat teman-temanku merasa heran. Akupun menghela nafas sejenak dan menyiapkan mental untuk menyapa Ami. &ldquo;Hey Bro, kenapa? Kok kaya yang gugup gitu? Sakit lo?&rdquo; Tanya salah satu temanku. &ldquo;Nggak, pegel doing gue&rdquo; jawabku. Kembali ku perhatikan Ami, nampaknya dia seperti sedang menunggu seseorang. Benar saja, beberapa saat kemudian, seorang laki-laki yang seperti 5 tahun diatasku membawa Ami pergi . aku tak mau berburuk sangka tentang hal ini, aku tak mau memperburuk keadaan hati yang kian hari seperti ingin meledak.<br /><br />Tiba di rumah, ku hempaskan tubuh lemah ini ke sebuah kasur. Sungguh nyaman kurasakan. Namun, ketika sedang menikmati kenyamanan itu handphone ku berdering, ternyata Ami menelfonku. Sontak jantungku berdegup kencang, terheran ada apa dia menelfonku. Dengan berani aku angkat telfon darinya, &ldquo;Hallo Arus&rdquo; sapanya. &ldquo;Hallo Ami, ada apa ya?&rdquo; tanyaku. &ldquo;nggak, aku cuman pengen bilang&hellip;&rdquo; jawabnya lalu terdiam sejenak. Hal ini membuatku sangat penasaran, dan berharap dia berkata I LOVE YOU. Namun, mana mungkin?, &ldquo;Ami, kamu mau bilang apa?&rdquo; tanyaku terheran. &ldquo;Selamat Ulang Tahun Arus!&rdquo; Jawabnya. &ldquo;Iya, terimakasih ya! Ami.&rdquo; Kataku, &ldquo;Arus.. atashi wa Arus ga suki desu, totemo suki desu!&rdquo; ungkapnya, lalu dia memutuskan telfonnya. Aku bingung akan kata-kata terakhirnya, aku berfikir itu mungkin bahasa jepang namun aku tak paham tentang bahasa jepang. Lagipula di sekolahku tidak ada pelajaran bahasa jepang. Akupun segera memejamkan mata daripada aku terus berlarut-larut memikirkan hal itu.<br /><br />Keesokan harinya seperti biasa aku diam sendiri di bawah pohon yang rindang kala itu aku melihat Ami yang sedang berjalan dengan teman-temannya. Kupandangi wajahnya, dan beberapa saat kemudian dia menyadari bahwa aku memperhatikannya dari tadi. Kemudian dengan wajah memerah dia langsung buru-buru mengajak temannya pergi dari tempat itu dan merekapun meninggalkan tempat itu. aku menyimpan tanda Tanya dalam hatiku, kenapa dia jadi seperti itu?<br /><br />Di sore hari yang indah, akupun berjalan pulang dan kebetulan di perjalanan aku bertemu dengan Ami yang sedang sendirian. Aku mendekatinya, dan menyapanya.&rdquo;Hai&rdquo; sapaku, diapun membalas menyapaku sambil tersenyum. &ldquo;Ami, untuk yang kemarin terimakasih ya! Tapi, saya penasaran kata-kata terakhir mu itu artinya apa? saya tak ngerti.&rdquo; Tanyaku, lalu Ami terlihat seperti sangat merasa kebingunan diapun akhirnya berbicara walaupun sedikit-sedikit &ldquo;ee&hellip;Anu&hellip;Ee.. iya Ssama-sama! Kalo eee.. kata-kata terakhir itu.. ee&hellip; anu.. eee.. artinya&hellip; &ldquo; baru berbicara sedikit tiba-tiba laki-laki yang kemarin menjemput Ami sudah memanggil Ami, &ldquo;Eee&hellip; Arus, Maaf ya! Nanti saja bicaranya.. aku sudah dijemput!&rdquo; katanya. &ldquo;Oniichan tunggu..&rdquo; teriaknya sambil berlari. Dengan rasa masih penasaran akupun bingung, ditambah lagi Ami memanggil Laki-laki itu dengan sebutan &ldquo;Oniichan&rdquo; apakah itu panggilan kesayangan Ami pada laki-laki itu? mungkinkah laki-laki itu pacar Ami? Hatiku semakin kacau saja saat itu. tak tau harus bagaimana. Lalu aku berfikir untuk menjauhi Ami selamanya saja, karena aku takut aku akan semakin sakit dengan keadaan ini.<br /><br />Tiba di suatu saat, akhirnya masa-masa mengenyam pendidikan di sekolah ini harus berakhir. Ami pun dikabarkan akan pergi ke jepang bersama keluarganya, akupun seperti merasa lega namun itu munafik. Aku merasa sangat tertekan dengan hal itu, aku merasa sangat kehilangan dia, orang yang aku suka semenjak pertama kali aku menginjakkan kaki di sekolah ini. &ldquo;Arus..!!&rdquo; Panggil Ami, aku piker ini mungkin percakapan terakhir ku dengannya untuk selamanya, maka aku harus menyampaikan semua yang aku ingin sampaikan sekarang. &ldquo;Ya, Ami? Katanya kamu akan pergi ke jepang minggu depan?&rdquo; tanyaku. Ami pun menatapku dengan wajah tertekan dan mengangguk. &ldquo;Iya, Arus&hellip; &ldquo; dia seperti ingin mengatakaan sesuatu padaku, namun aku ingin duluan menyampaikan kata hatiku kepadanya &ldquo;Ami&hellip; Maaf aku mengatakan ini, bukan apa-apa, aku tak mau memendam perasaan yang ada dalam hatiku untuk selama ini, aku pikir mungkin ini adalah percakapan terakhir kita. Aku sepertinya akan pergi dari hidupmu selamanya, lenyap bersama hembusan angin yang telah berlalu. Ami, untuk sekali dalam hidupku Aku ingin mengatakan Aku Suka Kamu&rdquo; akhirnya akupun merasa lega atas semua yang telah aku ucapkan, ku lihat wajah Ami yang mulai memerah, dia terlihat seperti sedang melihat apa yang belum pernah dia lihat sama sekali. &ldquo;Arus&hellip;&rdquo; dia menyebut namaku dengan wajah yang terheran. Beberapa saat kemudian, dia berhenti memandang wajahku, dia menungkulkan kepalanya dan memandang tanah yang ada dibawahnya kemudian dia tersenyum. <br />Hal ini membuatku heran, dan ingin tahu apa yang akan terjadi berikutnya. &ldquo;Arus..&rdquo; dia menyebut namaku lagi, &ldquo;Kau ingat beberapa bulan lalu aku mengatakan sesuatu padamu?&rdquo; tanyanya. &ldquo;Kata-Kata itu kah?&rdquo; jawabku. &ldquo;Ya, aku ingin mengatakan bahwa sebenernya aku&hellip; s&hellip;s&hellip;suka kamu Arus. Aku ingin kamu mengungkapkannya lebih dulu padaku, namun kau sudah terlalu lama berdiam diri dengan perasaanmu padaku, yang akhirnya membuat aku tak mampu lagi untuk menunggu. Maka aku ungkapkan padamu perasaanku, walaupun dengan bahasa yang tidak kau pahami sama sekali. Bukan maksudku untuk menyombongkan diri, namun aku tak mampu untuk mengatakan padamu terlebih dahulu. Arus,sekali lagi aku ucapkan bahwa aku suka kamu sejak pertama aku menginjakan kaki di sekolah ini.&rdquo; Ungkapnya. Ungkapan yang membuatku sulit untuk mempercayainya, lalu aku bertanya kepadanya mengenai laki-laki yang setiap hari menjemput dan mengantarnya. Lalu diapun menjawab bahwa itu adalah kakaknya, dia menegaskan dia memanggil kakaknya Oniichan karena sudah menjadi kebiasaan sejak ia kecil. &ldquo;Arus, apakah kau tau? Disaat kamu sudah tidak peduli lagi dengan ku. Itu sangat sakit. Aku merasa aku telah mati, aku merasa aku sudah menjadi manusia buangan. Aku mohon arus, kau tak boleh melakukan itu lagi!&rdquo; ungkapnya lagi. &ldquo;Uhmm&hellip; Maaf ku tuturkan pada lukamu dengan bersungguh-sungguh. <br />Aku meminta maaf Ami, bukan maksudku untuk menyakiti mu Ami. Aku hanya tak mau terus menyiksa perasaan ku yang menginginkanmu. Maka aku menjauhimu, aku tak menyangka itu bisa membunuh hatimu. Aku tak menyangka hal itu, karena aku piker kau tidak memiliki perasaan apa-apa padaku! Aku tak akan pernah melakukan itu lagi, karena minggu depan kita sudah terpisah oleh jarak yang membentang memisahkan kita.&rdquo; Kataku. &ldquo;Bukankah kita masih punya waktu 1 minggu lagi untuk bersama?&rdquo; tanyanya yang membuatku heran dan terkaget, apakah itu tandanya dia mau untuk menjadi kekasihku. Dengan lantang aku berkata padanya, &ldquo;Ami dengan separuh hatiku, akankah kau mau menjadi kekasihku?&rdquo; Ami pun tersenyum dan mengangguk tanda dia mau. Betapa senangnya hatiku kala itu, gadis yang aku impikan selama 3 tahun lamanya akhirnya di saat ini telah menjadi kekasihku. Tanpa kami sadari, orang-orang di sekitar tempat itu memperhatikan kami. Dan merekapun bertepuk tangan. Wajah kami menjadi merah dan akupun izin pamit kepada Ami untuk pulang.<br /><br />Seminggu telah berlalu, tiba saatnya bagi Ami untuk pergi ke Negara kelahirannya. &ldquo;Ami, jaga dirimu. Jaga hatimu! Maukah kau menunggu ku? Aku akan menyusulmu Ami, ke negeri sakura! Ingatlah janjiku.&rdquo; Ucapku di Bandara, &ldquo;Benarkah? Aku akan selalu mengingat janjimu. Aku akan selalu menjaga diriku, dan menjaga hatiku! Arus, kejarlah aku kelak disaat kau telah mampu mengejarku. Genggamlah aku, jangan sampai aku terlepas dari genggamanku. Sampai jumpa Arus!&rdquo; Kemudian Ami masuk ke dalam pesawat dan meninggalkan ku disini, sendiri. &ldquo;Aku akan menyusulmu Ami!&rdquo;<br /><br />Akupun terbangun dari bayangan masa lalu ku. Spontan ku katakana, &ldquo;Ami&rdquo; aku tak menyadari aku mgnucapkan nama itu. &ldquo;Tiba saatnya bagiku untuk pergi menyusulmu, Ami, Siapkan dirimu. Aku akan menyusulmu!&rdquo; tiba-tiba aku mendapat E-Mail dari seseorang yang berisi &ldquo;Hai, Arus. Bagaimana keadaanmu sekarang? Sehat? Sudah 7 tahun kiranya kita tidak bertemu ya! Kapan kau akan kesini?&rdquo; ternyata E-Mail dari Orang yang aku sayangi dari jarak jauh, aku snegaja tidak membalasnya karena hari ini aku akan pergi ke jepang, memenuhi janjiku untuk menyusulnya!. Akupun bergegas pergi ke Bandara dan masuk ke Pesawat sesegera mungkin. Dan pesawatpun berangkat.<br /><br />Dengan hati yang sudah tak tahan, aku ingin segera bertemu dengannya. Akhirnya, waktu yang ditunggu pun tiba. Pesawat telah mendarat dengan selamat, akupun menaiki kereta menuju kota dimana Ami berada. Sekiranya sekitar 30 menit kemudian, aku tiba di kota dimana Ami tinggal. Tanpa banyak kesulitan akupun berhasil menemukan rumah yang dikatakan Ami tinggal disana. Ku ketuk pintu itu, dan orang yang aku sayangipun membuka pintu dan kamipun saling berpandangan agak lama seperti tak percaya bahwa orang yang ditunggu telah ada di hadapanku langsung.<br />&ldquo;Ami&rdquo; kataku. &ldquo;Arus&rdquo; katanya, akupun langsunng memeluknya &ldquo;Arus, aku merindukanmu! Aku menunggumu. Aku terkaget kemarin kau tak membalas Emailku, aku sangat khawatir Arus. Dan sekarang, Kau berada di depanku. Sangat tidak bisa aku percaya&rdquo; Kata Ami sambil menjatuhkan air matanya. &ldquo;Aku tak mungkin mengkhianati janjiku Ami.&rdquo; Tegasku.<br /><br />Tak lama setelah itu kamipun menikah, &ldquo;Tak ku sangka, sekarang kita sudah menjadi sepasang suami-isteri&rdquo; kata Ami. Akupun tersenyum memandangnya. Ntah mengapa aku seperti ingin selalu menatap Ami, rasanya seperti hari itu adalah hari terakhir aku dan Ami bersama. Benar saja, setelah itu kecelakaan tragis terjadi. Aku sangat bersyukur, aku bisa menyelamatkan Nyawa Ami. Pada kecelakaan itu Ami terluka parah dan kehilangan banyak darah. Aku sangatlah khawatir pada keadaannya dan keadaan anakku yang dikandungnya. Olehkarena itu, aku meyakinkan diri untuk mendonorkan darahku, dan organ-organ tubuhku yang lain kepada Ami. Aku sadar, aku akan mati. Tapi aku lebih tak mau Ami dan Anaku yang dikandungnya meninggalkanku lebih dulu, kutulis sepucuk surat &ldquo;Selamat Tinggal! Tersenyumlah wahai kekasihku, maka akupun akan tersenyum&rdquo;.<br /><br />Dengan hati yang yakin akupun memasuki ruang operasi untuk mendonorkan organ-organ tubuhku. Kala itu aku berkata &ldquo;Inilah hal terakhir yang aku lakukan. Oh tuhan, Sambutlah aku disisimu!&rdquo; hal terakhir yang kulihat dan kurasaakan adalah saat Dokter menyuntikan obat bius ke tanganku. Setelah itu, aku tak mampu merasakan apapun, tak mampu melihat apapun, tak mampu mendengar apapun, akupun berbicara dalam hatiku &ldquo;Apakah ini yang dinamakan Mati?&rdquo;<br /><br />Tiba-tiba aku terbangun di sebuah taman yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Di taman itu terdapat sebuah kolam, akupun menghampiri kolam itu dan saat aku memandang kolam itu, aku melihat Ami. Dia tampak begitu sedih, namun tiba-tiba seorang anak kecil datang menghampirinya, Diapun kemudian tersenyum. &ldquo;Oh tuhan, apakah dia anakku?&rdquo; tanyaku dalam hati.<br /><br />Akupun tersenyum.
P R O L O G

~Tuhan, adakah bentuk cinta tertinggi selain menyelipkan namanya dalam setiap panjatan doaku? Aku sungguh mencintainya Tuhan.. ~

Jumat, 24 April 2015

Cerpen

TUJUH YANG HILANG
Natashaaa!! Cepat bangunn... Udah jam tujuh, ntar kamu telat* teriak mamaku dari luar kamar sambil mengetuk pintu kamarku.Aku yang baru tersadar dari tidur langsung melongok kearah jam beker disamping tempat tidurku "HA?Udah jam 7??!! Aku bisa telat. Mana ini hari pertama MOS lagi, bisa habis aku nanti sama kakak-kakak seniorku dan aku pun langsung berlari kekamar mandi. Aku tak sempat sarapan, jadi aku hanya mengambil rotiku dan menaruhnya di mulut yang dibuat mamaku tadi pagi sambil berlari menuju mobil dengan menenteng sepatuku. Tenang neng,serahkan saja semuanya sama bapak,neng tidak akan terlambat kok&rdquo;. Aku percaya sama pak Jaya, soalnya dia sudah menjadi sopir keluarga ku selama 3 tahun. Tetapi yang membuatku khawatir yaitu jalanan yang sangat ramai seperti semut-semut yang berkerumunan. Kalau seperti ini aku bisa terlambat sampai disekolah. Dan aku tetap memutuskan untuk datang kesekolah, walaupun aku tau aku bakalan dihukum karena sekarang sudah jam 7.20, sedangkan bel masuk jam 7.15.<br />Tujuh yang Hilang<br />Sesampai di sekolah, aku melihat senior-senior memandangku dengan pandangan yang mengerikan. Lalu aku melihat ada juga seorang murid yang terlambat . &ldquo;Nampaknya kita punya mangsa baru nih&rdquo; kata salah satu kakak senior itu. Nampaknya kami akan dikerjai habis-habisan. Dan ternyata benar saja dugaanku. &ldquo;Hei kalian!kenapa kalian datangnya terlambat?!kalian sudah tau kan peraturan disekolah ini. Bel bunyi pukul 7.15. Atribut kalian juga tidak lengkap. Kalian ini niat engga sih sekolah?!&rdquo; teriak salah satu seniorku yang dari wajahnya saja sudah mengerikan. Jelas aku takut melihat 4 orang senior berdiri tegak dan melotot kearahku. Tetapi yang aku herankan mengapa cowok disampingku ini tidak ada rasa takut sedikitpun. &ldquo;Tadi aku bangun kesiangan kak,karena awalnya aku malas datang hari pertama MOS ini, jadi aku belum buat atribut untuk MOS&rdquo;jawab cowok itu dengan santainya. &ldquo;Kalau kamu kenapa datang terlambat?&rdquo;. &ldquo;tadi....sa..saya.. bangun nya..kesiangan kak&rdquo;jawabku terbata-bata sambil menunduk. Baru kali ini aku sampai setakut ini dengan kakak kelas. <br />Wajahku semakin pucat ketika kami disuruh berdiri didepan semua peserta MOS dan juga semua kakak-kakak kelas. Sebagai hukuman cowok disebelahku disuruh untuk menggombalin aku didepan semuanya. &ldquo; Cewek, kamu cantik banget deh. kamu membuat aku terpesona, aku engga bisa memalingkan pandanganku dari wajahmu yang cantik itu. Bener ga semua?&rdquo;. yaampun.. ini anak ga ada takutnya ya. Masih aja sempat nanya pendapat yang lain kataku dalam hati. &ldquo;hahahaha..emang enak aku kerjain. Wajah mu pucat banget . Penakut banget ya lo&rdquo;bisik cowok ini ketelingaku. Aku menjadi semakin panas mendengar perkataannya. Kami pun disuruh balik kebarisan kami masing-masing. Ternyata aku dan dia satu gugus digugus 7.<br /><br />Seselesainya upacara pembukaan MOS, semua siswa pun berlari kekelas masing-masing. Termasuk kami peserta MOS. Kelas ku berada disebelah perpustakaan. Suasana kelas hening walaupun guru belum datang. Ketika guru kami tiba, ia pun menjelaskan tentang tata tertib disekolah ini. Tetapi sebelum itu kami disuruh memperkenalkan diri masing-masing didepan kelas. &ldquo;hai semua. Namaku Nicolas, panggil saja Nico&rdquo;. Ooo..ternyata nama cowok ngeselin itu Nico. Ketika gilirinku tiba, aku pun segera maju kedepan kelas. Tiba-tiba aku tersandung, seisi kelas mengetawakanku. Ketika aku berdiri dan melihat ternyata orang itu adalah Nico yang super nyebelin. &ldquo;iiihh..kamu ini ngeselin banget . Malas aku punya teman seperti kamu!&rdquo;ucap ku dengan nada yang sangat kesal. Dengan terpaksa aku melangkahkan kakiku kedepan kelas.<br />Dihari kedua MOS Nico belum puas mengerjai aku. Sewaktu aku sedang makan bekalku pada jam istirahat, Nico memukul punggungku dengan keras sampai aku tersedak. Setelah itu dia mengambil tasku dan membawanya lari keluar kelas. Akupun langsung mengejarnya. &ldquo;Lambat banget sih lari lo. Gitu aja engga bisa. cepatan dong!!&rdquo;. Ia semakin membawa tas ku lari. Tetapi mengapa orang-orang disekelilingku menertawaiku?apa yang salah denganku?.ahh..biar aja deh mereka ketawa. Mana ku pikirin kataku dalam hati. &ldquo;Ihhh Nico!kasih tas ku!kamu jangan gitu lah!masa Cuma berani sama cewek!&rdquo;. Setelah puas tertawa, Nico pun memberikan tasku. <br />Akupun menuju kelasku. Sambil berjalan menuju kelas aku masih mendengar suara tawa dari murid-murid lain. &ldquo;ehh sha, apa itu dipunggung mu?&rdquo;. &ldquo;Ha? Ada apa?perasaan engga ada apa-apa kok del&rdquo; balasku kepada Adel yang merupakan teman dekat ku semenjak hari pertama MOS. Karena penasaran aku memegang punggungku dan aku mendapati secarik kertas. &ldquo;kertas apa ini??!&rdquo;tanya ku kaget. Dan aku pun segera membaca tulisan dikertasku. Setelah membacanya aku sangat terkejut dan langsung berteriak &ldquo;NICO!!!&rdquo;. &ldquo;yasudah yang sabar aja ya sha. Kamu jangan kesal terus sama dia. Nanti jadi suka lho&rdquo;goda Adel. &ldquo;iii..apaan sih kamu del. Engga mungkin lah aku sampai suka dia.sampai kapanpun aku enggak akan suka dia&rdquo;. &ldquo;jangan ngomong gitu. Kalau kamu suka dia kamu harus beliin aku apa yang aku mau ya&rdquo;. &ldquo;Okee. Pokoknya mulai hari ini aku benci sama dia. Titik!&rdquo;jawabku dengan pasti.<br /><br />Keesokan harinya aku tidak melihat wajah Nico sama sekali. &ldquo;Ardi kamu tau ga Nico kemana?&rdquo;tanyaku sama teman sebangku Nico. &ldquo;tumben nyariin. Kangen ya sama dia?&rdquo;. &ldquo;engga kok. Engga. Aku engga kangen dia. Aku....cumaa..hmm..aku Cuma mau marahin dia masalah yang kemarin aja&rdquo;. Aku bingung kenapa Nico tidak ada. Dia kenapa ya? Hatiku terus bertanya-tanya. &ldquo;hoy Natasha! Melamun terus&rdquo; kejut Adel dari belakang. &ldquo;oh, Adel..&rdquo; jawab ku tak bersemangat. &ldquo;Hayoo kenapa melamun. Mikirin siapa? Nico ya?&rdquo; &ldquo;ihh, nggak yaa.. malas banget mikirin dia.&rdquo;jawabku dengan kesal. Ketika pembagian kelas, aku sangat berharap sekelas sama Adel. Dan aku tidak mau sekelas dengan Nicolas. Dan ternyata...doaku tidak terkabulkan. Aku sangat terkejut ketika guru kesiswaan kami menyebutkan namaku dan Nico berada dikelas 7.1. Aku juga sekelas dengan Adel, setidaknya aku ada kawan yang dapat melindungi dan menghiburku.<br /><br />Sesuai dengan dugaanku, dia selalu mengerjain aku setiap hari. Sewaktu itu aku sedang ngobrol bersama teman-temanku yang lain. tiba-tiba aku meraa ada sesuatu terjatuh keatas kepala ku. Setelah aku melihatnya ternyata ada seekor cicak. Aku pun langsung menjerit dan meloncat-loncat diatas bangkuku. Tetapi aku mendengar suaru tawa yang sangat kuat dibandingkan yang lainnya, ternyata orang itu adalah Nico. &ldquo;Nico!!kamu ini ga bosan-bosan ya ngerjain aku!pokoknya aku benci sama kamu. Aku ga akan nganggap kamu ada disini!&rdquo; teriakkku. Tanpa ku sadari aku meneteskan air mata. Aku tidak tahu mengapa aku menangis. Mungkin karena aku terlalu kesal, atau mungkin karena aku tidak tega membenci Nico.<br /><br />Setelah beberapa bulan kemudian kami berdua terpilih untuk mengikuti olimpiade matematika. Jadi kami selalu belajar bersama di perpustakaan. Awalnya kami saat hari pertama belajar kami saling jauh-jauhan. Hari kedua dia mulai mengusiliku lagi. Sewaktu aku sedang belajar dia mengejutiku dari belakang sampai aku berteriak keras. Aku sampai dimarahi ibu perpustakaan. Pada hari selanjutnya, tiba-tiba dia minta tolong kepadaku untuk menyelesaikan soal yang tidak dia ketahui. Awalnya aku tidak mau menolongnya, karena aku masih kesal dengannya. Tetapi dia terus meminta tolong untuk menyelesaikan soal tersebut. Dan akhirnya aku mengajarinya. Dan kami akhirnya saling bertukar pikiran tentang soal-soal matematika. Tanpa terasa kami semakin dekat. Kami selalu belajar bersama. Kami juga pergi mancari buku olimpiade sama-sama. ternyata jika sudah mengenalnya lebih dekat, Nico adalah anak yang baik.<br /><br />Hari ini adalah hari ulang tahunku dan dia yang ke 15.<br />&ldquo;selamat ulang tahun ya Natasha&rdquo;ucap Nico kepada ku sambil menyalami ku. &ldquo;iyaaa..terimakasih Nico. Selamat ulang tahun juga ya Nico&rdquo;. &ldquo; Kamu lahirnya jam berapa?jangan bilang kalau kita lahir dibulan yang sama juga&rdquo;. &ldquo;Kata mamakku, aku lahirnya jam 7 malam Nic. Kalau kamu?&rdquo; . &ldquo;oooo..untunglah, aku lahir jam 7 pagi&rdquo;. &ldquo;Iya??berarti kita sama-sama 7 dong. Tanggal 7 bulan 7 jam 7 tahun 1997. Keren ya&rdquo;ucapku sambil tertawa karena tidak menyangka bahwa kami sama-sama lahir dinuansa7. &ldquo;iyaayaa..hmm..gimana kalau..hmm&rdquo; kata Nico gugup. &ldquo;ada apa Nic?gimana kalau apa ni?&rdquo;aku pun menjadi penasaran. &ldquo;gimana kalau kita pacaran aja. Jadi kita jadiannya juga tanggal 7 bulan 7. Kamu mau ga?&rdquo;. Baru kali ini aku melihat wajah Nico menjadi pucat seperti sekarang ini. &ldquo;HA?APA?yaampun Nico. Soryy...bagaimana kalau kita sahabatan aja. Aku takut kalau kita pacaran nanti kita bisa saja menjadi musuh lagi. Kalau sahabat kita bisa bersama selamanya&rdquo;jawabku dengan wajah yang santai. <br />Aku berusaha menutupi perasaan kagetku, aku masih terlalu kaget mendengar itu. Tetapi aku juga senang, karena diam-diam aku juga sudah mulai suka sama dia. Tapi aku takut pacaran, jadi aku memutuskan untuk menjadi sahabatnya. &ldquo;oogitu..yasudah deh. engga apa kok Sha. Tapi kamu harus janji kalau kamu engga akan ninggalin aku selamanya ya&rdquo; &ldquo;iyaaa deh Nico bawel&rdquo;. Mendengar perkataanku tadi ia pun langsung mencupitku.<br /><br />2 tahun kemudian.<br />Hari ini adalah hari ulang tahunku dan dia yang ke 17, dan juga hari persahabatan kami yang ke3. Aku sangat senang. Kami sudah membuat acara untuk merayakannya. Namun tiba-tiba mamanya Nico menelponku bahwa Nico sedang koma dirumah sakit. Jadi aku segera cepat-cepat pergi kerumah sakit. Sesampai dirumah sakit aku segera berlari kekamar tempat Nico dirawat. Sesampai aku disana kulihat Nico sedang tertidur dalam komanya. Tapi aku tetap duduk disampingnya sambil mengingat masa laluku bersamanya. Bagaimana dulu ia mengerjaiku sampai aku kesal dan sangat membencinya. Bagaimana aku bisa menjadi sahabat dan dekat dengannya. <br />Tiba-tiba terbentuklah sungai dipipiku, semakin lama semakin deras saja. Dan tiba-tiba ada yang memegang tanganku. Setelah aku mengusap air mataku ternyata Nico sudah terbangun dan memegang tanganku."Natasha, kamu jangan sedih lagi. Aku tidak mau melihat kamu menangis. Kalau kamu nangis itu juga membuatku sedih. Sha, aku rasa aku sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit dikepalaku ini.&rdquo; &ldquo;Nic, tolong berjuang. Jangan menyerah! Kamu harus sembuh! Kamu harus bertahan! Tolong jangan tinggalin aku!!&rdquo; ucapku sambil menangis dan Nico hanya tersenyum kepadaku. Tiba-tiba matanya terpejam. Aku terkejut melihat alat pendeteksi detak jantung telah menunjukkan garis datar. Akupun langsung berteriak memanggil dokter sambil menangis histeris. Dan aku mendengar suaru sepatu yang sedang berlari kearahku, semakin lama suaru itu semakin kuat. Dan tiba-tiba dokter dan juga sang perawat sudah berada disampingku. Ketika itu ia mengatakan kata-kata yang tidak ingin aku dengar. &ldquo;kami mohon maaf, nyawa Nico tidak dapat kami selamatkan&rdquo;. <br />Ketika itu juga aku beserta kedua orangtua Nico sangat kanget mendengarnya. Aku terus menatap wajahnya, ingin rasanya aku menangis, tetapi aku ingat akan pesan terakhirnya. Aku tak ingin melihatnya menangis disana, aku ingin ia tenang dialam sana. Mungkin ini adalah kesempatan terakhirku untuk dapat terus manatapnya. aku tidak akan melupakanmu Nico,aku akan selalu mengingat masa-masa kita saat kita bersama. Dan aku tak akan melupakan momen-momen tujuh yang sangat berarti dalam hidupku bisikku ketelinga Nico.</p>

Cerpen

AKU MENCINTAIMU
Kutemukan siluetmu dalam memoriku. Dikala senja kemuning menyelusup pekatnya kesedihan. Waktu adalah luka terbesar dalam hidup. Luka, bagi mereka yang hidup dalam kenangan. Termasuk aku. Aku ingat, senja lalu tak pernah seperih ini. Tak ada potongan-potongan kecil memori yang mengiris hati yang rapuh. Aku mencintaimu. Dulu, kini dan nanti. Aku tidak memilih mencintaimu. Namun takdir telah memutuskan, aku akan hidup untuk mencintaimu. Meski kau tak hidup untuk menerima cintaku. Aku masih mengingatnya. Tiga tahun yang lalu. Kala itu kau masih berupa putri kecil yang mencoba tumbuh dewasa. Sedang aku pria biasa yang kekanak-kanakan. Aku tidak pernah tahu, dari sekian banyak pria di bumi ini. Kenapa kau harus menitipkan sedikit cintamu padaku. Pada pria yang baru kau temui 4 hari. Pada pria yang baru satu jam kau ajak berbincang melalui pesan singkat. Dan entah mengapa akupun menerimanya. Mungkin ini yang dinamakan rencana tuhan.<br />&ldquo;aku sayang kamu&rdquo;<br />&ldquo;hm gombal&rdquo;<br />&ldquo;serius&rdquo;<br />&ldquo;hm iya iya&rdquo;<br />&ldquo;kamu sayang aku ga ?&rdquo;<br />&ldquo;gatau&rdquo;<br />&ldquo;iih serius&rdquo;<br />&ldquo;hehe iya aku sayang kamu&rdquo;<br /><br />Aku Mencintaimu<br />Kau pun berlalu dengan senyum manis berpendar di bibir tipismu. Meninggalkanku tertinggal di pekatnya jalan cipaganti. Tak banyak waktu berdua yang kau habiskan bersamaku. Satu-satunya waktu itu adalah setiap hari sebelum kita berangkat sekolah. Berbagai alasan pun muncul, sekedar mengerjakan pr, menunggu waktu sekolah, atau mempelajari sedikit materi ketika akan ujian. Namun itu tak lebih dari sekedar alasan agar aku bisa menghabiskan waktu berdua. Mendekapmu dalam bisu, atau mencumbu bibir tipismu dalam rindu.<br /><br />Hari ini. Tepat tujuh tahun sejak janji itu. Aku bukan remaja kekanak-kanakan lagi. Kini aku telah menjelma pria dewasa yang siap bersaing di tengah masyarakat. Dengan gelar sarjana pendidikan yang sebentar lagi aku dapatkan, aku siap membuka sebuah cabang baru restoranku. Cukup membingungkan bukan. Cita-citaku dari kecil memang membuka sebuah restoran. Selain karena aku menyukai makanan, faktor ayahku yang seorang koki pun mendorong cita-citaku untuk menjadi kenyataan. Sehari yang lalu aku memberanikan diri memfollow twitternya. Sekaligus memention untuk memintanya hadir di acara wisudaku. Namun Tidak ada balasan dari dia. Entah dia tidak membacanya atau dia memang malas untuk membalasnya.<br /><br />Hari ini aku dengan togaku bersanding dengan ibuku yang mengenakan kebaya merah berpadu kerudung krem. Sedang ayahku. Ayahku melihatku dari sana, dari dunia tempat mereka yang tiada. Dalam riuhnya susasana wisuda, aku membalas ucapan selamat dari kawan-kawanku. Diselingi sekali, dua kali jepretan dari tukang foto. Hingga acara wisuda itu selesai. Dia tak datang. Entah apa alasannya. Namun aku pun tidak terlalu mengharapkannya. Aku mengerti, enam tahun tidak berkomunikasi. Lalu tiba-tiba hadir hanya untuk memintanya datang ke acara wisuda pria yang pernah menyakiti hatinya. Ya dua kali aku menduakannya. Namun aku hanya pria kekanak-kanakan waktu itu. berbeda kini yang mengerti artinya sebuah ketulusan.<br /><br />Melalui silir senja, matahari pun kembali ke belahan lain. Meninggalkan malam sebagai gantinya. Iseng-iseng aku membuka twitter. &ldquo;selamat ya udah jadi sarjana. Maaf aku ga bisa dateng&rdquo; sebuah balasan darinya menghiasi muka laptopku. Jujur saja, aku sangat bahagia waktu itu. Sepertinya dia sudah mulai melupakan kesalahanku dulu. &ldquo;makasih ya. Iya gapapa hehe&rdquo; jawabku dengan sigap. Malam itupun terasa indah seperti dulu. Malam yang tak pernah kudapatkan selama enam tahun ini.<br /><br />Sejak hari itu, kamipun berbalas pesan. Aku rasakan canda tawanya yang dulu riuh diantara kita. Meski tak melihat wajahnya, namun setiap balasan yang ia buat slalu membawaku kepada memori dia tujuh tujuh tahun lalu. Sepertinya cemeti cinta mulai mengiris hatiku lagi. Dan aku bahagia. Sebulan sudah kami berkomunikasi lagi. Tidak lagi di twitter, namun kini sudah melalui pesan singkat bahkan sesekali menelfon. Tak jarang pula kami menghabiskan waktu berdua berkeliling mendatangi tempat-tempat hiburan di bandung. Dan aku rasa hubunganku pun sudah lebih membaik dengannya, dan aku pun berharap akan semakin membaik. Semoga saja ada kesempatan dimana aku bisa mengulang kembali kenangan bersamanya. <br /><br />Namun malam itu aku berharap aku tak pernah bisa berkomunikasi lagi dengannya. Malam itu dia menelfonku dengan tersedu, aku sendiri bingung dengan tingkahnya. Namun tak lama kebingungan itu pun berubah menjadi kebencian dan kepedihan. Sedikit penjelasan lalu dia mengundangku untuk menghadiri acara pernikahannya esok hari. Tanpa banyak kata aku mengiyakan dan langsung menutup telfonnya. Aku kehabisan kata, malam itu aku habiskan dengan melamun sepanjang malam. Entah apa yang aku lamunkan. Hanya kosong yang ada dipikiranku. Sebulan yang lalu ketika aku mengundangnya di acara wisudaku, dia bertunangan. Bertunangan dengan pria yang sudah menjadi kekasihnya enam tahun sejak kepergianku. Sakit memang, namun inilah kenyatannya. Inilah rencana tuhan. Rencana untuk menjadikanku gangguan sebelum dia menikah dengan kekasihnya. Ya memang banyak yang bilang, ketika akan menikah akan ada gangguan yang kuat, yaitu orang dari masa lalu. Tetapi aku tidak pernah berpikir jika akulah yang akan menjadi orang masa lalu itu.<br /><br />Esoknya aku datang ke pernikahannya. Menggenakan celana dan jaket jeans. Aku terlihat mencolok dibandingkan orang lain yang mengenakan batik ataupun jas. Aku terlihat lebih urakan. Di depan pintu masuk aku melihatnya tersenyum menyalami orang-orang yang datang. Senyum penuh kebahagiaan menurutku. Tapi entahlah. Sedikit demi sedikit senyum itu mulai memudar dari bibirnya, seiring dengan tubuhku yang mulai mendekat. Setiap langkahku kurasakan hatiku semakin sakit, terasa seperti dikoyak ribuan kesakitan. Aku tarik nafas sedalam-dalamnya, lalu aku tersenyum sembari menjabat tangan mempelai prianya. Ketika aku akan menyalaminya, kulihat embun dimatanya menetes. Riuh, membuat orang yang melihatnya keheranan. Sontak aku berbisik ditelinganya &ldquo;kau jangan menangis, ini sudah rencana tuhan. Jika kita tak bisa bersatu di dunia, mungkin kita akan bersatu di akhirat. Aku mencintaimu, dari awal hingga nanti. slalu&rdquo;. Akhirnya diapun mengusap air mata di pipinya. Dan aku pergi melihatkan diriku yang mulai membias dari kerumunan orang-orang.<br /><br />Setahun adalah waktu yang dirasa tuhan cukup untukku denganmu. Namun enam tahun masih dirasa tuhan belum cukup untukku melupakanmu. Dan entah mengapa aku masih berharap bisa merasakan cinta yang dulu pernah kau berikan. Mereka slalu menanyakan, kenapa kau harus berhenti di wanita pendek, gendut dan lebih tua darimu. Sedangkan diluar sana masih banyak wanita yang lebih cantik dan lebih segalanya dari dia. Bahkan wanita yang telah kau sia-siakan pun lebih darinya bukan ? namun mereka tidak pernah mengerti. Cinta tidak perlu sebuah alasan, hanya perlu sebuah ketulusan.<br /><br />PROFIL PENULIS<br />Nama : Tri Cahyana Nugraha<br />Add fb : Tri Cahyana Nugraha<br />Follow twitter : tricnugraha<br />Blog : tricahyananugraha.blogspot.com<br />Email : tricahyana1993@gmail.com</p>

Selasa, 14 April 2015

P r o l o g

"Menunggu adalah pekerjaan untuk orang yang memiliki keyakinan. Bahkan ketika yang ditunggu berkali-kali tidak muncul, bahkan ketika situasi berganti menyebalkan, bahkan ketika orang lain sudah mengambil jalan lain, dia tetap yakin."

Selasa, 07 April 2015

Prolog

Ternyata kamu adalah ketidak mungkinan yang aku semogakan,
Ketika angin duta suara menyampaikan pesan pahit yang begitu menenggelamkan jiwa yang semakin rapuh dalam penantian, namun sayang nya hati ini tidak mempunyai rasa lelah, entah sampai kapan penantian ku dapat menyikap tabir kepalsuan...
Cinta dalam diam

Namaku Putri, aku biasa dipanggil Puput. Aku masuk salah satu universitas islam di Bandung. Walau basic ku dari SMA. Hehehe. Hari pertama masuk kuliah, di kelas ku melihat sosok pria yg misterius. Dia tampan, sangat pendiam, putih, tinggi dan cukup menarik perhatianku juga rasa penasaranku. Hari demi hari ku lalui, rasa keingintahuanku tentangnya pun terjawab. Pria itu bernama Hilman, dia pintar dan aktif dikelas, aku kira dia orang yang pendiam, tapi ternyata tidak juga. Lama kelamaan lincahnya terlihat, dia bawel, gokil pula, dan yang paling aku terkaget itu dia seorang pemain biola. Hmmm... waw.
Dengan berjalannya waktu kitapun saling mengenal satu sama lain, yang awalnya aku dan Hilman sangat kaku sampe kemudian kami menjadi teman dekat, bahkan lebih dekat dari sahabat. Aku selalu menceritakan semua kejadian yang menimpaku, dari cerita susah, senang, sedih, dan sebagainya begitu pula dengannya. Dia pria yang sangat baik dan mengerti aku. Dia tempat curhat yang asik, tempat sharing pelajaran yang menyenangkan. Dan pria yang penuh dengan kharisma, sehingga banyak perempuan lain yang kagum padanya.<br />Cinta Dalam Diam<br />Aku seperti buntut baginya, kemanapun dia pergi, aku selalu mengikutinya. Dari mulai dia futsal, main dengan teman temanya dan mereka juga temanku, sampai satu organisasi pun bersama. Dia yang selalu ada saat aku membutuhkan bantuan. Dari mulai meminta bantuan menyelesaikan tugasku, mengantarku pulang, sampai menemaniku jalan jalan. Seakan akan dia itu ambulan yang pada saat aku keluar dari pintu gawat darurat, dia selalu ada. Banyak orang yang menyangka kita pacaran. Oh... itu tidak mungkin. Hahahah<br />&nbsp;<br /><br />Sampai suatu hari, entah apa yang terjadi padaku? Ketika aku melihatnya bermain biola di taman kampus, hatiku berdegup kencang, tanganku berkeringat, lidahku kelu, bahkan kakiku sampai gemetar, tak mampu ku melangkahkan kaki untuk berpaling darinya. Ku tutup mataku agar aku mendapat ketenangan. Tapi saat ku terpejam.....<br />&ldquo;Put, lagi apa berdiri disini?&rdquo; serentak aku terkaget mendengar suaranya.<br />&ldquo;Panas tau. Sini temenin aku latihan biola!&rdquo; hilman mengagetkanku, kemudian kubuka mataku.<br /><br />&ldquo;eh... heheheh Hilman. Lagi diem aja, nyari tukang dagang nih laper.&rdquo; Sanggahanku<br />&ldquo;hahaha put... put... sejak kapan ada tukang dagang keliling masuk kampus? Ngaco nih kamu, saking laparnya ya? Kamu mah lapar mulu deh perasaan. Yuk, aku traktir makan. Hari ini aku jadi pemadam kelaparan kamu. Hahaha&rdquo; ledeknya padaku<br />&ldquo;eh... iya. Lupa. Hehehe asik.... makan.....&rdquo; jawabku<br /><br />Aku berusaha bersikap seperti biasa dihadapannya, entah sampai kapan aku harus berpura-pura dan berperang dengan hatiku sendiri. Oh... rasanya sangat tersiksa. Aku perempuan yang memang agak sedikit tomboy, aku yang cuek akan keadaan sekitarku, aku yang kadang memalukan diriku sendiri dengan tidak sadar, dan aku yang selalu bersikap paling heboh dan gokil diantara teman temanku termasuk juga hilman.Tapi sesaat kemudian, aku menjadi sosok yang pendiam, jaga image, salah tingkah, dan lain lain jika berhadapan dengannya. Oh.... itu sangat menyebalkan ketika secara tidak sadar aku menjadi orang lain yang amat sangat jauh berbeda dari kepribadianku jika ada dia dihadapanku. Somebody help me<br /><br />Apa ini yang dinamakan cinta? Apa ini yang dinamakan kasih sayang? Apa ini....??? ssstttt.... sudah cukup sampai disitu pertanyaanku. Rasanya perutku lapar jika aku selalu berpikiran hal itu. Oh... tidak..... Aku mencoba berpositive thinking akan keadaanku ini. Ya, agar semuanya berjalan seperti biasanya. Hari demi hari ku lalui seperti biasanya, tugas kuliah yang menumpuk, pekerjaan rumah seperti pembantu rumah tangga, menjadi pembisnis coklat online, dan tentunya have fun dengan sahabatku Hilman walau aku harus merasakan perang batin jika harus berhadapan dengannya.<br />&nbsp;<br /><br />Suatu hari, saat kami sedang kerja kelompok salah satu teman perempuanku mendekati Hilman. Dia bertanya ini itu, ini itu, sampai bosan aku melihatnya bulak balik dihadapan Hilman. Geram rasanya melihat dia, ingin sekali aku menyingkirkannya. Rasa kesal melandaku saat itu, seperti masuk kedalam lubang yang berisi kantung pasir tinju yang siap ku hantam satu persatu. Aduh, perasaan ini timbul kembali. Aku benci.<br /><br />Malam hari ku menulis puisi untuknya....<br /><br />CINTA DALAM DIAM<br />Kumencintaimu dalam diam<br />Karena diamku tersimpan kekuatan harapan<br />Dan cintaku hingga saat ini masih terjaga<br />Mungkin Allah akan membuat harapan ini menjadi nyata<br />Ku ingin cintaku dapat berkata<br />Dikehidupan yang nyata<br />Namun jika tak memiliki kesempatan berkata<br />Biar semua in i tetap diam jika kau bukan untukku<br />Aku yakin Allah akan menghapus cintaku<br />Dengan berjalannya waktu<br />Dan memberi rasa yang lebih indah untukku<br />Yang menjadi jalan takdirku<br />Biar cinta dalam diamku ini<br />Menjadi memori tersendiri<br />Dan relung hatiku menjadi tempat rahasia<br />Kau dan perasaan cintaku ini<br /><br />Puisi ini mewakili semua perasaanku padanya. Aku hanya dapat berkata melalui tinta, dapat berbicara melalui irama, dan dapat bercerita melalui karya. Satu satunya yang membuatku seperti orang bisu yaitu perasaanku ini. Aku tidak ingin terobsesi memilikinya, karena itu akan membuatnya pergi dariku. Cinta dalam diam yang memang tepat untukku. Dia tidak tahu akan perasaanku, sikapnya yang menunjukkanku bahwa dia hanya menganggapku sahabat.<br />Itu tidak masalah untukku, karena berada didekatnya sudah lebih dari cukup, melihat tawanya, mendengar suaranya, dan merasakan kehadirannya sudah membuatku bahagia. Aku mencintainya dalam diam, karena aku tak mau merusak semua ini.<br />&nbsp;<br /><br />Pada suatu hari di kampus, Hilman memintaku untuk menemaninya pergi ke suatu tempat. Ternyata ada sesuatu yang ingin dia beli, kita pergi ke pasar bunga dan membeli 1 rangkaian bunga mawar yang akan dia berikan untuk hari ulang tahu ibunya. Setelah dia mendapatkannya, dia petik satu bunga mawar merah untukku.<br />&ldquo;ini buat kamu put.&rdquo; Sambil memberikan bunga mawar merah itu<br />&ldquo;lah? Buat aku? Untuk apa?&rdquo; tanyaku terheran heran<br />&ldquo;tanda terimakasih, karena udah temenin kesini&rdquo; jawab hilman<br />&ldquo;oh... ya, makasih&rdquo; ku tersipu malu<br /><br />Sungguh hari yang amat sangat luar biasa untukku.hahahaha aku mendapatkan satu bungan mawar dari seorang Hilman? Rasanya seperti melayang ke udara dersama awan awan putih selembut salju yang menjadi bantalanku, dan turun kembali ke bumi dengan pelang indah warna warni yang menjadi perosotanku. ihihihihi WAW... its amazing ya walau ku tau itu tak ada arti apa apa untuknya. Tapi untukku? Itu sangat berarti. Kusimpan bunga mawar itu diatas meja belajarku, disamping fotoku dan Hilman. Rasanya itu sangat serasi. Meja belajarku adalah tempat baru yang menyenangka ke 2 setelah tempat tempat menyenangkan yang ku lalaui dengan Hilman. Karena meja belajarku adalah saksi bisu dari semua pengakuan atas perasaanku. Setiap hari kutuliskan diary atas namanya, tak pernah ku bosan menulis nama Hilman dalam diary ku walau berjuta kali banyaknya. Dan fotoku dengan Hilman yang bersender bunga mawar merah menjadi pemandangan yang menyejukkan hati. Hehehe <br /><br />Tutup pintu hatimu untukku<br />Jika semua yang ku lakukan<br />Karena ingin memilikimu<br />Buka pintu kebencianmu<br />Jika semua yang ku lakukan<br />Hanya ingin mempermainkanmu<br />&nbsp;<br /><br />Aku masih bingung, apa yang harus ku lakukan? Sungguh ini sangat menyiksa batinku. Ketika pada suatu sore, setelah pulang kampu kami pulang bersama. Seperti biasa, jalur taman kota yang kami lewati. Karena suasana sore hari di taman kota sangat menyenangka. Ku berfikir disitu tempat yang tepat untuk mengutarakan perasaanku. Walau ku cegah adanya pertanyaan padanya seperti: apa pendampat Hilman tentangku? Bagaimana perasaan Hilman ke aku? Apa Hilman mau menjalin hubungan denganku? Tidak ingin ku lontarkan pertanyaan itu. Kami tertawa sepanjang perjalanan, dan dia memang bakat menjadi pelawak. Hahaha. Saat kami sedang berjalan santai di taman, tiba tiba.....<br />&ldquo;aaaaa........&rdquo; ku menjerit saat hilman mendorongku ke pinggir jalan.<br />Ternyata sebuah motor hampir menabrakku, dan Hilman melindungiku. Tapi saat ku lihat dia, ternyata motor itu menabrak Hilman. Betapa shocknya aku melihat dia tergeletak tak berdaya dijalan, dengan mata yang terpejam, dan tak sadarkan diri. Aku yang terjatuh dijalan kemudian bergegas lari menghampirinya, tak peduli betapa sakitnya kakiku terbentur batu. Dengan jalan yang terpincang pincang, ku kuatkan diri menghampiri Hilman.<br />&ldquo;Hilman.... Hilman.....&rdquo; teriakku padanya, sambil menolongnya.<br />Ingin ku berkata sesuatu, tapi lidahku terlalu kelu. Seakan hanya namanya yang dapat ku panggil dengan jelas dan lancarnya. Ya, hanya namanya saja.  air mataku meleleh membentuk anak sungai di pipiku. Ini adalah peristiwa yang sangat membuatku terpukul.<br />&ldquo;Ya Alloh, tolong aku. Jangan kau ambil dia pergi dari sisiku dan sampai kau ambil dia ke sisimu. Apa yang harus ku lakukan tanpanya? Aku akan merasa bersalah, dan penyesalan yang amat sangat mendalam karena perasaanku tak dapat berkata dikehidupan nyata.&rdquo;<br /><br />Serentak ku panggil ambulan untuk membawanya kerumah sakit. Dia yang jadi ambulanku saat aku keluar dari pintu gawat darurat, sekarang aku yang memanggil ambulan untuknya? Sungguh menyedihkan. Aku terdiam sepanjang perjalanan menuju kerumah sakit. Entah apa yang harus aku lakukan untuk membantunya bangun kembali?apa canda tawa tadi adalah hal terakhir yang kulakukan dengan Hilman? Apa tadi adalah terakhir kalinya aku mendengar suaranya? Dan melihat nya? Aku mengingat semua kenangan bersama Hilman, kenangan manis yang tak akan bisa terlupakan.<br /><br />Setiba dirumah sakit, kegelisahanku makin menjadi jadi. Setelah ku hubungi keluarganya. Aku menangis dalam dekapan ibunya, ya kami memang sudah akrab satu sama lain. Bahkan seperti anak dan ibu sendiri. Di luar pintu GAWAT DARURAT ku menunggu dengan kegelisahan, tatapan yang penuh dengan sejuta harapan pada satu orang yang keluar dari pintu itu. Semoga aku dapat menjadi ambulan saat Hilman keluar dari pintu gawat darurat, karena biasanya dia yang melakukan itu. Tapi kali ini, aku yang harus menggantikan tugasnya. Saat ada seseorang keluar.....<br />&ldquo;dokter, bagaimana keadaan temanku? Apa dia baik baik saja? Apa dia selamat? Apa dia sehat sehat saja?&rdquo; tanyaku pada dokter itu<br />&ldquo;Maaf, kami tidak dapat menolongnya. Benturan dikepalanya sangat keras, tak ada darah yang keluar, tapi darah itu bergumpal banyak diotaknya.&rdquo;<br /><br />Serentak hal itu membuat harapanku menjadi hancur berkeping keping.<br />&ldquo;Kami ingin melakukan pembedahan, tapi waktu yang tidak memungkinkan, dia menghembuskan nafas terakhir dan membaca dua kalimat sahadat dan memanggil nama &ldquo;Put&rdquo;. Siapa itu?&rdquo; jelas dokter padaku<br />&ldquo; Put? Namaku Putri dok&rdquo; sampai tersedu sedu ku berkata.<br />&ldquo; sungguh dia pria yang mengagumkan. Saat keadaannya sekarat, dia masih mengingat Alloh dan kamu&rdquo;.<br />Lekas ku berlari menghampiri hilman yang sudah terbaring tak bernyawa. Air mataku semakin deras membasahi pipiku. Aku tak dapat berkata apapun lagi. Langsung keluarganya membawa dia kerumah, dan mengurus jenazahnya. Sungguh, aku tak ingin melihatnya dalam posisi di balut kain putih dan wajah yang pucat. Aku penakut, dan tak ingin melihatnya. Tapi ku kuatkan diri untuk selalu mendampingi disisinya sampai tanah terakhir menutupi kuburnya.<br /><br />Hanya do&rsquo;a yang bisa kulantunkan<br />Keikhlasan yang selalu ku genggam<br />Kekuatan yang jadi tumpuan<br />Dan kenangan yang menjadi senyuman<br />&nbsp;<br /><br />Perubahan kepribadianku serentak berubah, aku menjadi sosok yang pendiam, cuek, dingin, dan menjauh dari apa yang ada hubungannya denganku dan Hilman. Rasanya itu sangat menyiksa. Dan penyesalan terbesarku yaitu karena aku belum sempat mengutarakan persaanku sampai dia menutup mata. Teman temanku berkata padaku, bahwa Hilman sangat mencintaiku. Tapi dia tak mau mengatakannya karena takut merusak persahabat kita, dan yang paling ia tidak mau yaitu menjalin hubungan terlarang yang dapat merusak izzah dan iffahku. Hilman yang selalu hadir dalam mimpiku dan membuatku semakin bersedih.<br />Teman teman yang silih berganti menghiburku bahkan tak sanggup membuatku tersenyum. Bunga mawar merah dan foto yang terletak dikamarku menjadi tempat pelamunanku mengingat kenangan manis bersamanya. Semakin lama, semakin layu. Tapi tak ku buang, bunga itu ku simpan baik baik.<br /><br />Ku jalani hari dengan kesendirian<br />Tanpa seorang sahabat yang mengisi ruang dan waktu<br />Rasanya ku ternanam menahan luka yang dalam<br />Hampir saja ku mati rasa padamu<br />Dan hilangkan relung hatiku<br /><br />&ldquo;ketika kau mencintai seseorang, katakan padanya. Tak usah takut akan apapun resikonya. Tapi ingat, janganlah kamu memberinya pertanyaan apapun. Itu akan membuatmu gelisah. Cukup dengan kau jujur atas perasaanmu, itu sudah sangat mengurangi beban hatimu.&rdquo;<br />&nbsp;<br /><br />Satu tahun kemudian, tetap tak ada perubahan padaku. Aku belum kembali seperti dulu, tak ada aku yang ceria, tak ada aku yang bawel, tak ada aku yang gila. Seakan semuanya terkubur bersama kenangan manis disisinya. Pada pagi hari, 14 februari 2013 saat pergi kuliah aku melihat sosok pria yang sedang memegang biola. Aku terkaget saat sosok Hilman yang ada dihadapanku. Tapi kulihat kembali dengan kesadaranku, ternyata bukan. Aku melewat dihadapannya dengan sedikit tersenyum, diapun membalas senyumanku. Pria itu membuatku penasaran. Pada sore hari saat pulang kuliah, hal yang memalukan terjadi. Pada saat itu aku sedang asik sms-an dengan temanku. Tiba tiba saat ku berjalan....<br />&ldquo; awas.....&rdquo; teriak seorang pria di hadapanku<br />Sejenak ku terdiam dan melihat kedepan. Hampir saja aku terjatuh pada kubangan air. Hahaha  itu sangat memalukan. Saat kulihat pria itu, ternyata dia pria yang tadi pagi ku temui.<br />&ldquo;hati hati ya jalannya&rdquo; dengan lembut dia memperingatkanku<br /><br />Rasanya sangat memalukan, kejadian yang tak kulupakan. Rasa penasaranku padawa makin menjadi. Aku cari tahu tentangnya. Dia bernama Adit, dia adalah kakak tingkatku. Dan ternyata kami satu jurusan. Rasanya aku belum pernah melihatnya. Ya, bagaimana aku tahu, setelah kuliah saja aku pulang kerumah karena tidak ada tempat lagi yang kutuju. Dulu selagi Hilman ada, banyak tempat yang terjelajahi bersamanya. Seakan akan, semua tempat itu menjadi neraka untukku, dan aku tak ingin pergi kesana lagi.<br /><br />Hari demi hari ku lalaui seperti biasa, sedikit ada perubahan. Aku mulai tersenyum, setelah kejadian memalukan itu. Teman teman sekelasku senang akan adanya perubahanku. Aku selalu memata matai Adit, saat dia di kampus, di kelas, bahkan saat bermain biola. Rasanya sosok hilman masuk kedalam dirinya. Oh.... tidak mungkin, tak ada yang bisa menandingi Hilman dimataku. Tempat favorit Hilman main biola itu di taman kampus, suasana yang sejuk sangat mendukung. Tapi mengapa Adit juga sering berlatih disitu? Apa benar Adit adalah jelmaan dari Hilman? Oh.... sungguh mengherankan.<br /><br />Makin kesini, aku makin mencari tahu tentangnya. Dari mulai tempat tinggalnya, jadwal kuilahnya, tempat favoritnya, hobinya, sampai makanan kesukaanya. Nah loh? Ko mirip Hilman ya? Tidak mungki itu Hilman, tapi semuanya ada hubungannya dengan hilman. Ku yakinkan bahwa Hilman adalah Hilman, tak ada orang yang menyamainya. Dan Adit adalah Adit, orang yang kebetulan, ya seperti itu adanya. Rasa kagumku pada Adit semakin besar, tapi bukan berarti ku melupakan Hilman. Tidak sama sekali. Karena dia abadi tersimpan disisi lain relung hatiku. Aku yang selalu menguntupi Adit kemana ia pergi. Kejadian yang sama saat dulu bersama Hilman, tapi perbedaannya aku menguntip Adit diam diam. Hehehe<br />&nbsp;<br /><br />Selalu saja begitu setiap hari. Ku luangkan waktu untuk mengikutinya pergi. Sampai ku berpikir aku akan memberikan satu bunga mawar merah untuknya. Aku tak ingin perasaanku ini menyiksa diriku seorang diri. Mungkin jika ku utarakan padanya, dia bisa sedikit mengerti aku dan mengurang bebanku. Dan akhirnya kuputuskan untuk mengutaraknnya, aku mebawa satu tangkai bunga mawar yang menjadi kekutanku yang mengingatkanku pada Hilman. tapi saat ku berjalan di depan rumahnya, aku melihatnya bersama perempuan lain. Dia mengajak perempuam itu kerumahnya. Apa perempuan itu.....? tak sanggu ku lanjutkan kalimatku. Bunga mawar yang ku genggam, serntak jatuh bersama semua anganku. Hancur lebur, membentuk butiran debu.<br />&ldquo;apa ini takdirku? Apa Alloh memang menahan perasaanku hanya untuk Hilman. Dan sengaja membuatku hancur karena Adit.&rdquo; Ku duduk terdiam memetik kelopak bunga mawar.<br /><br />Memang benar, cintaku pada Hilman tak memiliki kesempatan untuk berkata. Bukan berarti dia bukan untukku, tapi memang Alloh mencegahku untuk mengatakan dikehidupan yang nyata. Dan mungkin memberi kesempatanku berkata di kehidupan yang abadi, selamanya. Bunuh diri? Hahaha bodoh. Itu adalah kata yang ku benci. Mungkin Alloh merencanakan sesuatau dengan Hilman. Dia yang tak ingin aku menjalin hubungan terlarang (pacaran) dengan lelaki lain, karena dia mencintaiku. Dan hanya ingin bersamaku di ikatan yang halal bagiku.<br />Biarlah saat ini ku belajar jauh darinya di dunia ini, dia mengajarkanku kesabaran dan keikhlasan. Mungkin dia sedang menguji cintaku, dia sengaja membiarkanku hidup agar rasa rinduku semakin dalam untuknya. Dan suatu saat nanti jika kita bertemu, rindu itu akan lenyap dan berubah menjadi butiran cinta juga kehidupan yang baru.<br />&ldquo; Jangan takut, aku akan mencintaimu seribu tahun, dan akan mencintaimu seribu tahun lebih 

Minggu, 22 Maret 2015

Cerpen

MAWAR UNTUK MU

Berkali-kali gadis itu menatap keluar jendela,dirasakannya angin semilir sore tak seindah kemarin.Berkali-kali pula gadis itu menatap kertas tebal dengan penuh ornamen bunga terangkai indah berwarna-warni ditangannya.Bagai kilatan yang menyambar hati,bahkan tamparan ribuan peluru terasa menghujam.Pikirannya menerawang,bagai memutar memori masalalu,dimana semua penyesalan itu berawal..berawal merajut kisah yang tak dapat dianulir hati.
"Kak,udah waktunya".Gadis itu menoleh sejenak,mengikuti suara yang memanggilnya.Dia berharap waktu berhenti sekarang juga.Gadis itu beralih menatap jendela lagi,memejamkan matanya,mencoba memutar ulang kenangan yang menyayat hati,dimana sebuah penyesalan terajut rapi bagai kisah ironi.Dimana keegoisan diri membuat hal yang indah tak kunjung berakhir sempurna.<br />Mawar Putih Terajut Pilu<br />Gadis itu memutar kembali memori masalalu,dimana dia kehilangan seorang yang berarti,namun tak pernah dia sadari karna keegoisan diri,kini penyesalan tak dapat di hindari.<br />_<br />"Kak rene,ini bunga dari kak johan,tadi dia nitip ke aku pas aku pulang sekolah".Rene menatap penuh mawar berwarna putih lembut dengan daun berhias rapi,lalu mengambilnya,dan menaruhnya kedalam tempat sampah yang berisi penuh mawar putih.Ini yang ke 100 kalinya Rene menerima mawar putih bunga kesukaannya dari seorang pria yang tak pernah dia sukai,Johan.Andin,adik Rene menatap santai perlakuan kakaknya,tak heran karna dia sering melihat pemandangan itu.Hanya saja dia cukup prihatin,diamana Johan adalah lelaki yang baik,yang rela membeli 100 bunga mawar putih yang pada akhirnya berakhir pada tempat sampah.<br />"Kak,gak bagus loh kayak gini terus".Andin duduk di tepi tempat tidur,menatap sebuah bungkusan kado bewarna-warni yang dapat menarik hati,siapa lagi kalau bukan dari kak Johan untuk kak Rene yang kini bahkan acuh padanya.Lelaki malang.<br />"Aku emang gak suka sama dia kok ndin".Ucap Rene santai sambil sibuk menyisir rambut lurus sebahunya.Andin menghela nafas panjang,berusaha menahan emosi hati yang kini merayap."Kakak gak boleh gini,bilang dong sama dia,kasian dia kak,tiap hari kakak acuh terus sama dia,padahal dia sering nolong kakak".Andin berusaha mengontrol nada suaranya agar terdengar biasa saja.<br /><br />Dimata Rene Johan bukanlah orang spesial,namun seorang yang selalu mengganggunya.Rene sering memanfaatkan kebaikan Johan demi egonya.Jahat memang,tapi dia tak punya pilihan lain ketika lelaki itu tak peduli meskipun dirinya mengatakan bahwa dia tak menyukai lelaki itu. "Gapapa,cinta itu datang karna terbiasa kok".Itulah yang selalu diucapkan Johan yang diiringi dengan wajah penuh senyuman,tak tersirat sedikitpun kesakitan dari wajahnya,namun Rene tak peduli,baginya Johan bisa saja menjadi pengusik ulung yang tak gentar mengusik dirinya.<br />"Sekarang kamu pergi!jangan ganggu aku lagi,kamu gak ngerti ya? kamu tuh pengganggu!".Sembur Rene tanpa ampun pada Johan.Seketika lelaki berkaca mata dengan rambut cepak ala taylor lautner itu pun menundukkan kepalanya,menggeleng dan mengangkat kembali wajahnya dengan dihiasi senyuman tulus.<br />"Tapi aku bener Ren..aku liat Niko jalan sama Nia..aku gak pernah ngada-ngada tentang itu".<br />"Alah!! kamu bohong! kamu cuma pengen buat Niko jelek dimata aku kan?..itu karna kamu dari dulu gak pernah bisa dapetin aku kan?,gak gini caranya Han!".Kini mata Rene menyiratkan amarah yang menggelegar.<br />"Aku gak pernah bohong tentang itu Ren..maaf kalau aku selama ini jadi pengganggu kamu..aku janji gak akan ganggu kamu lagi..aku nyerah Ren,mungkin aku harus nyerah buat dapetin kamu".Suara Johan terdengar parau,tersirat kekecewaan dalam di wajahnya,dari sepanjang perjuangan cintanya kini pada akhirnya lelaki malang itu menyerah dalam kesakitan.<br />Rene menatap punggung Johan yang kini kian menjauh.Dalam hatinya tersimpan rasa bersalah pada lelaki itu,namun itu tak sebanding dengan amarahnya yang mengutamakan ego.<br /><br />"Maksudnya apa?!!!".Rene mencoba menahan emosinya,nafasnya memburu tajam,tatapannya pahit menerkam.Niatnya untuk menjenguk dan mengantarkan makanan untuk kekasihnya tercinta kini harus berakhir dengan pemandangan yang tak dapat Ia anulir lagi,kekasihnya sedang berduaan dengan seorang wanita lain."Ren...aku bisa jelasin".PLAKKKK..tamparan itu berbunyi nyaring bagai kilat,tamparan yang bercampur dengan emosi yang tak tertahankan."Cukup Niko! kalian biadab!!".Rene berlari dengan air mata kebencian yang mengalir deras bak air terjun.Dengan rasa sakit yang kini menusuk ulu hati tak tertahankan.Rene benci dirinya,dan membenci dirinya yang tak mempercayai kata-kata Johan dan malah membela habis-habisan lelaki biadab itu,membuat Johan pergi dengan rasa sakit.<br />_<br /><br />Rene masih menatap kertas tebal dengan penuh ornamen bunga itu dengan rasa sakit yang kini barakhir pilu.Dengan huruf yang terangkai pasti,membuatnya tak rela melihat surat undangan itu,dimana lelaki yang kini mulai membuatnya jatuh kedalam rengkuhan cinta akibat penyesalan malah pergi dengan haluan lain,dengan ikatan sebuah pernikahan yang akan berlangsung 30 menit lagi.<br />"Ayo kak,upacara pernikahannya sebentar lagi,kita harus buru-buru".<br />"Ayo Ndin,kakak udah siap".Rene berbalik meninggalkan kamar dengan balutan gaun putih gading berenda yang amat cantik yang terhias rapi ditubuhnya yang ramping dan semampai.Rene telah siap menerima kenyataan pahit yang berakhir pilu ini,kenyataan yang membuatnya sadar bahwa inilah yang terbaik,dimana merelakan cinta pergi mungkin lebih baik daripada mempertahankannya dengan rasa sakit,Rene sadar bahwa itulah yang dirasakan Johan selama ini,dan kini dia harus merasakannya juga.<br /><br />''Ayo kak Buruan".Andin menyambutnya di bawah tangga,bersiap pergi dengan mobil x trail merah terang,mobil yang akan melaju melawan waktu untuk pergi menghampiri sebuah pesta pernikahan yang sangat berarti bagi Johan dan calon mempelainya.

Love Dessert "Maya Gita Lestari"

APALAH ARTI CINTAKU BAGIMU PUJANGGAKU

Awal yang indah, tumbuh dan mekar penuh harapan dan harapan itu tak sia-sia harapan itu terwujud pada tanggal 1 Maret 2013. Tepat hari Jum&rsquo;at itu Amay telah jadian alias berpacaran engan Faton. Sejarah itu ia abadikan dalam ingatan Amay karena ia begitu mencintai Faqton dan telah berjanji akan setia dengannya, tapi tak tau apakah Faton beranggapan yang sama atau tidak. Namun mereka diawal-awal itu begitu bahagia apalagi Amay tenti tak terhitung kebahagiannya apalagi seperti Fatonlah criteria cowok idamannya selama ini.
Hari-hari mereka lalui berssama dengan kerukunan dan senyuman hangat selalu. Mereka bersepakat untuk ketemuan/kencan sekali seminggu karena disamping itu sekolah mereka berbeda yang satu di SMPN * Batu yang satunya di SMPN * Batu. <br /><br />Namun hal itu seperti tak menjadi halangan bagi mereka untuk selalu melalui cerita indah antara mereka. Tepat hari Senin ia ketemuan di suatu tempat yang penuh dengan lautan anusia dengan kermaian kota dan bisingnya kendaraan tapi mereka tetap enjoy untuk menanggapinya karena bagi Amay sesuatu tak akan menjadi masalah asal bersama Faton. Apalagi itu waktu yang pertama kali merke ketemuan jadi Amay harus berkeliling kesana kemari mencari Faton karena baginya ia masih belum begitu hafal mukanya.<br /><br />Apalah Arti Cintaku Bagimu Pujanggaku<br />Tepat pukul 17.00 mereka bertemu, Amay yang ditemani sobatnya Nisa itu spontan hatinya mulai berdesir, lidahnya kaku, salah tingkah dan keberuntungan rasanya menimpa padanya.<br />&ldquo; udah lama nunggunya &ldquo; ucap Amay<br />&ldquo; ah gak sih, barusan kok &ldquo; balas Faton<br />&ldquo; Oh.&rdquo; ( ucap Amay sambil tersenyum dan tersipu malu karena didekat Faton )<br /><br />Suasana sempat hening sebentar mungkin karena Amay yang salting dan Faton yang bingung untuk memulai pembicaraan.<br />&ldquo; sreeeettttt&rdquo; suara hp Faton saat amay meminjam hpnya. Pertama-tama ia langsung membuka file Pesan untuk mengecek siapa saja yang ia sms dan ingin tau apa namanya di hp Faton.<br />&ldquo; sreeetttt&rdquo; Faton langsung menarik hpnya dan ia melarang pacarnya itu memgang hpnya karena ada sesuatu yang membuat ia harus menjaga baik-baik hp itu.<br />Lama mereka berbincang-bincang bercanda tawa, saat itu Nisa sudah pulang duluan karena ia sudah dijemput ayahnya. Jadi mereka hanya berdua bersama di tempat itu. Lalu lalang orang berjalan melewati jalan didepan mereka. Dengan bercanda mereka menjadikan orang-orang tersebut bahan canda mereka. Jadi suasana saat itu begitu romantic dan menyenangkan. Lupa waktu jam menunjukkan angka ke pukul 18.00 maghrib hamper tiba suara adzan hamper berkumandang. Amay yang minta diri Faton tak memperbolehkannya. Sebenarnya mereka ingin berlama-lama disana bersama penuh canda tawa. Namun Amay harus pulang. Akhirnya mereka mengakhiri perjumpaan mereka dengan kecupan saying oleh Faton. Tepat pukul 18.15 mereka berpisah untuk pulang kerumah masing-masing.<br /><br />Sesampai di rumah Amay langsung sms Faton<br />&ldquo; Gimana kamu naik apa kerumah ?&rdquo; ucap Amay dengan tanda Tanya<br />&ldquo; Untung tadi ada angkot jadi aku naik angkot&rdquo; balas Faton<br />&ldquo; Ohh hati-hati ya . jangan lupa kalau udah sampai langsung makan terus istirahat ya sayang.&rdquo; Ucap Amay d isms dengan penuh perhatian.<br />&ldquo; ini baru aku sampa rumah. Aku makan dulu ya sayang.&rdquo; Balas Faton dengan santai<br />Lama merke berbincang-bincang di sms. Jam istirahat tiba Faton mengakhiri sms meeka dengan balasan penuh romantic dan kasih saying Amay pun bahagia melihatnya. Amay pun selalu merenung dan dalam hatinya berdoa &ldquo; ya allah aku bahgia dengannya aku nyaman dengannya. Kutau pacaran memang dosa tapi apa daya aku ingin merasakan jentik kebahagiaan hidup dengan sebuah cinta. Jika memang ia jodohku bantulah aku agar dia selalu bersamaku. Aku cinta dia ya allah. Sangat cinta, kuberjanji kuakan setia bersamanya. Kabulkan ya allah amin&rdquo;. Doa Amay dalam hatinya tak sadar pipinya dibasahi oleh linangan air mata karena kebahagiaan. Semakin ia seperti ini ia serasa semaikn cinta kepada tuhannya.<br />Hari-hari telah berjalan, waktu-waktu elah sempuurna dengan adanya cinta. Indahnya dunia serasa kurang indah daripada keindahan beersama Faton. Ia serasa orang beruntung yang diberi kesmpatan bahagia dengan seorang lelaki yang benar-benar kali ini membuat Amay tulus mencintai orang lain. Sampai-sampai ia pernah menulis &ldquo; aku mencintaimu lebih dari hidupku. Semoga kamu mengerti apa yang kurasakan. Aku cinta kamu.&rdquo;. kata-kata itu cukup menjadi bukti bahwa Amay memang benar-benar cinta setulus hatinya pada Faton. Tapi ia tak tahu apa Faton begitu juga.<br />Suatu hari tepat hari Sabtu mereka kencan ke Gunung. Tempat yang ramai dan tentu sangat indah dengan panorama alami itu. Momen indah yang Amay rasakan saat itu, ia serasa bahagia seekali bersama Faton. Hari itu begitu menjadii sejarah hidup yang indah bagi Amay. Mereka berdua mencari tempat yang indah dan enjoy, mereka menikmati keindahan alam indah tersebut dengan keromantisan,kelembutan dan perbincangan lucu. Intinya hari itu sangat bahagia buat Amay.<br /><br />16 hari mereka bersama. Melalui kehidupan di dunia fana dengan kebersamaan dan keindahan. Saat hari sabtu tanggal 16 Maret 2013 mereka keluar bersama, karena kerinduan yang menyelimuti ahti mereka. Hari itu mereka berkeliling kota dengan Amay digonceng Faton. Tepat ia mampir ke suatu tempat ang sebenarnya tak ada romantic-rroomantisnya. Tapi mereka tetap disitu karena dismaping itu cuaca mendung. Disitu mereka makan bersama ES krim dan happytos mereka suap-suapan bercanda bersma. Namun pada akhir-akhir saat itu Amay bercerita tentang perasaanya selama ini ia ingin Faton paham betul dengan hatinya. Dengan dibalut linangan air mata menetes Amay bercerita &ldquo; Aku cukup sabar Fan setengah hari aku menunguu sms dari kamu karena aku tau kamu ujian. Tapi sekarang kamu bilang hp kamu akan disita hingga kamu lulus. Bayangkan Fan bagaimana perasaanku kamu begitukan, begitu lama aku akan menunggumu. Aku ingin kamu menjelaskan kepada ibumu agar hp kam tak disita. Apa perlu aku yang bilang aku siap Fan?.&rdquo; Ucap amay dengan tersedu-sedu.<br />&ldquo; aku sudah bilang aku membela kamu dan akhirnya hp aku tak disita. Kamu tak usah nangis. O ya mungkin ini pertemuan kita terakhir soalnya aku tak boleh keluar lagi aku harus focus pada ujian oleh ibuku.&rdquo; Jawab Faton dengan pelan dan haru<br />&ldquo; apa??? Kamu bilang ini terakhir. Nggak kamu itu bilang donk. Aku pacar kamu, aku sudah cukup sabar sudah cukup mmengerti posisimu sekarang. Kamu harus bisa menyeimbangkan waktu untuk belajar dan untuk pacarmu Fan. Plisss kamu mengerti akufan. Mana pengorbananmu untuk aku.&rdquo; Ucap Amay dengan pelan dan sedih<br />&ldquo; aku sudah berkorban agar hp aku tak disita demi kamu.&rdquo;<br />&ldquo; kamu seeperti itu saja Fan pengorbananmu. Aku?!!!. Aku peratama rela menunggu lama panas-panasan untuk apa? Demi kamu. Kedua aku selalu memotong waktu *** untuk ketemuan sama kamu. Ketiga jika aku selalu ketemuan aku selalu banyak lasan itu untuk apa? Demi kamu. Karena pa? aku cinta Fan aku vinta. Aku rela melakukan apapun demi bertemu kekasihku.&rdquo; Ucap Amay dengan tegas dan sedih<br />&ldquo; yaudah sekarang maunya gimana?&rdquo; ucap Faton denga lembut<br />&ldquo; yabiasa. Aku ingin smsn tetap smsn ketemu tetap ketemu.tapi kamu juga harus belajar jadi bisa seimbang!&rdquo; ucap Amay<br />&ldquo; okey kalau begtu tetap kok. Udah jangan nangis donk! Senyum ta?&rdquo; ucap Faton sedikit menghibur.<br />Suasana yang mulanya haru akhirnya mereka tenang dan kembal ngobrol. Tak serasa mulai sore Amay diantar pulag oleh Fato.<br /><br />Sesampai rumah ia langsung mandi dan makan karena seharian tak sedikitpun makan nasi. Dan seketika ia membuka HP ada sms dari Faton<br />&ldquo;eh kita putus ya?&rdquo; ucap Faton di sms<br />&ldquo;lo kenapa? Ada apa.&rdquo; Ucap Amay dengan heran dan kaget dan ia langsung berhenti makan karena hilang nafsunya<br />&ldquo; pokonya mulai sekarang kita nggak ada hubungan lagi. Kalau kamu ingin kenal aku simapan aja nomerku tapi kalau kamu tak mau kenal aku lagi hapus saja nomerku&rdquo; ucap Faton<br />&ldquo;lo kenapa dulu? Kenapa tiba-tiba gini tadi baik-baik saja kenapa kamu minta putus.&rdquo;<br />&ldquo; aku ada masalah dengan keluarga&rdquo;<br />&ldquo;okay kalau ini keputusanmu. Aku tau. Semoga masalhmu cepat selesai. Meski kita sudah putus aku ingin kita tetap berteman tak perlu musuhan. Aku senang kenal sama kamu.&rdquo; Ucap Amay dengan kecewa.<br />&ldquo;okay makasih ya kamu sudah mengisi hatiku selama ini.&rdquo;<br /><br />Sesaat amay terdiam membisu dikamarnya sendirian. Tak lama kemudian ia menangis dengan air mata yang membuat pipinya basah dan matanya membengkak. Ia memikirkan itu semua.<br />&ldquo; yaallah sebeginikah dia mengapa dia begitu kepadaku. Aku mencoba setia kepadanya tapi kenapa seperti ini yaallah. Yaallah kenapa? Ini sakit rasanya yallah. Apa slahku yallah. Aku terlanjur ccinta kepadanya aku ingin dia yallah. Tolong mengertilah aku yallah.&rdquo;<br /><br />Berhari-hari dia memikirkan Faton, ia sms Faton tak membalas dia teleon tidak diangkat. Ia resah selama 3 hari ia serasa orang yang tersakiti. Dan pada keesokannya ia sakit ia seharian diatas dikasur ia terbaring lemah disana ia hanya makan 1kali sehari. Mungkin sakit itu karena memikirkan Faton lelaki yang dicintainya seelama ini. Teman mereka berkata<br />&ldquo; yatuhan kasihan kamu, sabar ya aku tau kamu pasti sakit hati sekali. Begitu teganya Faton itu. Ya tuhan sabar ya May. Lelaki tak Cuma satu.&rdquo; Nasihat sahabatnya<br />&ldquo; aku tak tau harus bagaimana. Aku jika terlanjur cinta sama lelaki sulit untuk melupakannya. 4hari aku memikirkannya aku menangis karenanya. Aku bingung mengapa aku bisa seperti ini. Aku berharap ia sadar Ti.&rdquo; uCapnya dengan sedih<br /><br />Berhari-hari bahkan seminggu dia mefikirkan Faton. Ia sampai terbarig sakit karenanya. Namun ia juga perlahan-lahan melupaknnya. Dengan adanya sahabat dan orang tua Amay ia yakin ia bisa melupakannya.<br />Aku cinta kamu bagai matahari<br />Menerangiku saat pagi hingga sore hari<br />Aku cinta kamu bagai rembulan malam<br />Menerangiku saat ku didalam kegelapan dan heningnya malam<br />Aku cinta kamu bagai nyawaku<br />Selalu menjagamu untukku dan hidup untukku<br /><br />NOTES : cinta tak harus memiliki. Namun cinta juga ingin dimengerti dan dihargai.