Rabu, 20 Mei 2015

Tunggu Aku Di Syurga

Intan Kirna nama sang gadis yang pintar dan cantik, dia dari keluarga yang kurang, namun dari kekurangannya itu dia sangat tidak terlihat karna kelebihan yang dia milikilah. Banyak guru yang suka dan kagum padanya selain dia mengharumkan namanya sendiri, dia juga mengharumkan nama sekolahanya, selain para guru yang suka padanya, para siswa dikelas bahkan disekolahnya pun tergila-gila pada Intan. Disekolah Intan hanya memiliki satu orang sahabat saja, bukan karna dia dimusuhi oleh para siswi melainkan dia hanya merasa nyaman hanya dengan satu sahabatnya itu. Devi, nama sahabat yang sejak kelas satu mereka bersama.Waktunya masuk kelas, karna bel telah berbunyi. Saat jam pelajaran berlangsung bu rini bertanya pada intan, akan tetapi yang menjawab bukan intan, melainkan para siswa yang suka dengan intan, mereka berbondong-bondong mencari muka dengan intan, supaya intan jatuh hati pada mereka, namun karna intan siswi yang pendiam, dia hanya tertunduk malu sambil senyum kecil. &ldquo; nengok ke&rsquo;sekaliii aja ke&rsquo; gw, intan ? &ldquo; teriak salah satu siswa dari belakang, namun intan hanya menunduk saja tidak memperdulikan ocehan orang lain. &ldquo; sudah&hellip; sudah kalian ini pada genit, sudah perhatikan kembali buku kalian !&rdquo; ucap bu rini menenangkan kelas. &ldquo;genit banget sie lo jadi cowok ? lagian apa bagusnya coba sie intan ? &ldquo; celoteh Dera karna tidak suka dengan Intan. &ldquo; lah&hellip; ngapa ? lo iri kan sebenarnya ama si, intan ? ngaku lo ?&rdquo; serbu para siswa. &ldquo; sudah&hellip; sudah malah dilanjutkan lagi ? ayo kita belajar lagi &ldquo; angkat bicara bu rini dengan nada sedikit emosi<br /><br />Ajalku Datang Saat Aku Bahagia<br />Waktu istirahat pun tiba<br />Saat Intan dan Devi ingin keluar kelas, di depan pintu kelas mereka dihadang dengan geng yang gak suka terhadap Intan dan Devi, mereka pun habis dipukuli oleh geng itu dan ketua geng itiu adalah Dera, tidak ada yang berani untuk melaporkan kepada guru, karna jika ada yang melaporkan maka geng itu akan memberikan hukuman yang sangat parah, geng itu sangat berkuasa satu sekolah, karna selain mereka kelas 3, mereka juga dari anak yang terlahir dari keluarga yang kaya, mereka terkenal kejam, mereka akan melakukan segalanya untuk bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, Intan pun banyak darah yang keluar dari bibir kecilnya itu, karna penganiayaan yang dilakukan geng itu.<br /><br />Jam istirahat pun selesai<br />Saat jam istirahat selesai, Intan dan Devi masih belum masuk kedalam kelas, karna harus membersihkan darah yang keluar dari bibirya itu, saat selesai membersihkanya mereka berdua pun kembali kedalam kelas, dan saat mereka masuk kedalam kelas ternyata ada siswa baru, dia sedang memperkenalkan diri.<br />&ldquo; tunggu angga, maaf ibu potong yah ?&rdquo;.<br />&rdquo; oiyah bu, gpp&rdquo; jawab angga<br />&ldquo; kalian berdua kenapa baru masuk kekelas ? dari mana kalian ? intan, kenapa sama bibir kamu ? Devi, kamu juga kok pada berantakan gini ?&rdquo; Tanya bu hikmah yang terkenal crewet itu<br />1 jawaban belum dijawab bu hikmah langsung memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi . &ldquo; tadi kita habis jatuh bu, makanya kita jadi berantakan terus berdarah dech, maaf yah bu kita telat masuk kelasnya ibu &ldquo; jelas Devi ke bu hikmah, bu hikmah pun menganggukan kepalanya dan mempersilahkan mereka berdua duduk.<br />Pelajaran pun kembali dilanjutkan dan anak baru itu pun dipersilahkan duduk. Rangga memiliki wajah yang tampan, kulit yang putih, rambut yang hitam dan berdiri tegak, banyak siswi yang tertarik padanya.<br /><br />3 Bulan kemudian<br />Waktu terus berjalan dan pertemanan antar Intan dan Angga pun terjalin dengan baik, bahkan Angga sudah memiliki rasa kepada Intan, namun dia hanya diam tidak berani untuk mengutarakannya, lagi pula Angga merasa takut jika Intan tau perasaannya maka dia akan menjauhi Angga.<br /><br />6 bulan kemudia<br />Waktu Akhir Semester pun kini hampir tiba. Rangga sudah menceritakan semua perasaannya kepada sahabatnya Intan, yaitu Devi. Devi pun masih merahasiakannya dari Intan, dan rencananya mereka akan memberitahu intan setelah liburan nanti.<br /><br />Waktu terus berjalan, waktu liburan pun kini tiba, walau belum dikasih tau tentang kabar kelulusan mereka, tapi mereka yakin kalau mereka itu akan lulus, suatu hari ditengah liburan berlangsung Devi mengajak Intan untuk berlibur disuatu villa, hingga akhirnya Intan pun setuju untuk semua rencana yang sudah Devi rencanakan, namun Devi tidak bilang kalau Angga juga ikut dengan mereka berdua.<br />Sesampainya divilla, Intan terkejut, karna seseorang yang membukaan pintu ternyata Angga, &ldquo; angga, kamu kok disini ?&rdquo; ucap Intan karna terkejut,<br />&ldquo; oh iya, aku lupa kasih tau kamu intan, kalau villa yang kita datangi sekarang itu milik keluarga angga&rdquo;, jawab Devi menjelaskan<br />&ldquo; hy, dev? Hay intan ?&rdquo; sapa angga<br />&ldquo; oh gitu yah ? hy juga angga ?&rdquo; jawab intan<br /><br />Hingga dimalam yang dingin nan indah karna banyak bintang dilangit membuat suasana terlihat romantic, intan tidak tau menau tentang apa yang mereka berdua rencanakan, dalam lamunan, intan, sangat khusuk, sampai-sampai dia tidak sadar dengan kehadiran angga.<br />&ldquo; intan !&rdquo; panggil angga ke intan yang masih khusuk menikmati bintang-bintang<br />&ldquo; eh kamu angga ? udah lama disini ?&rdquo;intan pun bertanya kembali<br />&ldquo; aku tau, aku hanya seorang siswa baru, aku tau aku hanya orang baru diikehidupan kamu, intan jujur, setelah aku mengenal kamu sejauh ini, aku tuh sudah memiliki rasa sayang bahkan mungkin rasa cinta, dulu aku anggap kamu Cuma sebagai sahabat aku, tapi sekarang semua berbeda, aku sudah pendam rasa ini cukup lama, aku gak berani untuk mencurahkan isi hati ku. Intan&hellip; aku cinta sama kamu, mau kah kamu menjadi pacar ku ?&rdquo;<br /><br />Intan terkaget mendengar ucapan-ucapan angga, dia hanya terdiam, hingga akhirnya Devi pun datang untuk membantu angga.&rdquo; Iya tan, angga tuh sebenarnya udah lama suka sama kamu, dia dari dulu udah bilang ama aku,Cuma ama dia disuruh rahasian dulu, intan, udah kamu terima aja ?&rdquo; penjelasan Devi. Intan pun angkat bicara. &ldquo; iya, sebenarnya aku juga udah tau dari dulu, aku mendengar semuanya tanpa disengaja, Cuma aku pura-pura gak tau. Aku juga sayang sama kamu angga. Aku mau jadi pacar kamu !&rdquo;<br />Itulah jawaban yang sangat diinginkan Angga, hingga akhirnya jawaban itulah yang keluar dari mulut yang sekarang sudah menjadi pacarnya itu.<br /><br />Mereka bertiga lulus dengan nilai yang sangat baik, pesta pun diadakan disekolah mereka semua party untuk yang terakhir kalinya, dan tema yang diangkat dari party ini romeo and Juliet, dan akan diadakan lomba dalam party itu, siapa yang biasa dansa bersama pasangannya secara romantic dan banyak disukai dengan kawannya, maka itulah pemenanangnya<br /><br />Angga dan Intan pun menerima ajakan Deva mantan musuhnya, mereka pun berdansa bersama. Lomba pun selesai dan pemenangnya adalah Angga dan Intan, mereka dinobatkan sebagai romeo and Juliet sampai tahun depan.<br /><br />Sepulangnya dari party, Angga mengajak Intan kembali kerumah, dengan rasa yang sangat bahagia mereka selalu tertawa bersama, mereka berdua pulang dengan berjalan kaki, di jalan mereka bercanda dan tertawa dengan sangat lepas, namun ditengah candaan dan tawaan yang mereka lakukan, ternyata ada perasaan yang sangat mengganjilkan hati angga, namun entah apa yang angga rasakan, angga pun langsung memeluk Intan dari belakang. &ldquo; sayang, kamu tau ga kalau sekarang aku bahagia banget, aku harap hingga anak cucu kita tau kalau kita saling mencintai satu sama lain dan saling setia satu sama lain, kita harus menceritakan sedetail-detailnya kepada mereka kelak yah ?&rdquo;. intan pun meng-iya-kan semua perkataan kekasihnya itu. &ldquo; sayang kamu kok nangis ?&rdquo; ucap intan bertanya kepada angga. &ldquo; aku gak nangis kok sayang ! ini memang air mata, tapi air mata yang keluar dari mata itu bukan berarti air mata kesedihankan ?. ini air mata kebahagiaan, aku sayang banget sama kamu, kamu jangan pergi yah ?&rdquo;.<br />Belum sempat intan menjawab pertanyaan angga, entah mobil apa yang berjalan seperti orang yang sedang mabuk mendekat kearah mereka berdua, duuuuar&hellip;. Suara tabrakan yang sangat keras pun terjadi.<br /><br />Mereka pun terpental kedalam jurang, tidak ada yang tau kecelakaan ini, karna mobil yang menabrak mereka berdua kabur meninggalkannya, pagi pun tiba, pagi yang cerah dan sejuk ini adalah kesukaan intan, intan sangat suka dengan udara pagi, namun berbeda dengan pagi ini. Angga tersadar dari pingsannya, masih dalam keadaan yang cukup parah angga tidak memperdulikannya, angga langsung mencari keberadaan kekasihnya itu, mereka tidak begitu jauh terpisah. Angga pun bangkit dan dia pun langsung membangunkan kekasihnyanya. Angga mengecek denyut nadinya. Sudah tidak ada bunyi. &ldquo; tidak&hellip; intan sayang bangun, kamu udah janji sama aku kalau kamu gak akan ninggalin aku. Sayang bangun ?&rdquo; tidak ada jawab dari intan. Ternyata intan memang sudah tiada. Angga pun mengangkat jenazah kekasihnya itu. dengan penuh nangisan.<br />Singkat cerita<br />Kini Angga sudah bukan menjadi angga yang dulu, yang selalu ceria atau pun bercanda, angga kini menjadi sangat pendiam, bahkan dia pergi villa kenangan itu, tidak ada yang tau keberadaannya, namun Devi sudah mengira/ sudah tau dimana dia berada. Seminggu kemudian Devi dan Sandra ( pacar Devi) pergi bersama ke villa itu untuk melihat keadaannya Angga.<br />Mereka berdua pun terkejut melihat keadaan didalam kamar Angga, karna<br />Angga mati bunuh diri, dia pun memberikan sepucuk surat untuk orang yang ditinggalkannya, dengan penuh tangisan yang sangat teramat Devi membacakan surat itu, Angga mati karna dia sangat merasa bersalah dengan apa yang terjadi dikehidupan ini, dia tidak terima kalau Intan hanya mati seorang diri, maka dari itu angga ingin menemani intan dikesendiriannya. Cinta mereka pun abadi.

Senyum Terakhir Bersamamu

Aku menatapnya begitu lekat. Bola matanya yang berwarna hitam pekat memancarkan kemarahan yang begitu hebat. Sikapnya yang hangat dan lembut seketika berubah menjadi monster menyeramkan yang siap menerka mangsanya. Begitulah sikap ray. Disaat aku menolak untuk mengikuti kata-katanya, sikapnya berubah 180 derajat. Aku tak habis pikir, kenapa Allah menciptakan orang seperti dia. Begitu posesif dan egois. Otoriter, bersikap semaunya, dan selalu memaksakan kehendaknya. Jika aku terus ikuti kemauannya,lalu bagaimana dengan aku???. Come on...bukankah ini adalah hidupku.Aku yang berhak untuk melakukan apapun sesuai dengan keinginanku. Lalu bagaimana dengan cinta ku bila aku tak melakukan kemauannya???. Tapi ...bukankah cinta tak seperti ini? kali ini aku menolak keinginan ray yang memintaku untuk keluar dari jurusan sastra. Alasannya hanya karena ada vito, cinta pertamaku yang kini berada satu jurusan denganku.<br />Senyum Terakhir<br />Hhhh... bukankah ini alasan yang tak logis. Lalu bagaimana dengan mimpi ku jika aku harus pindah jurusan? Aku harus meninggalkan mimpiku untuk jadi penulis hebat hanya karna cinta???.<br />&ldquo; aku gak bisa, ini adalah mimpi ku...&rdquo; ujar ku<br />&ldquo; Cuma demi mimpi kamu rela kita bertengkar, belum tentu mimpi kamu akan terwujud kan??? &ldquo;ujarnya dengan nada tinggi.<br /><br />Aku tercengang mendengar ucapannya.Hhh..seperti itukah dia?? Sungguh sulit ku percaya.<br />&ldquo; kamu gak berhak atur-atur aku, ini hidupku. Dan kamu bukan siapa-siapa yang bisa seenaknya membuang mimpi-mimpi ku...!!!&rdquo; seru ku penuh emosi seraya pergi meninggalkannya. Aku sama sekali tak perduli dengan seruannya yang meminta aku untuk kembali kehadapannya. Aku berlari dan terus berlari sambil sesekali menyeka air mata yang membasahi kedua pipi ku. Tak pernah ku sangka bahwa dia seperti itu, begitu menganggap enteng mimpi ku. Mimpi yang slalu aku idam-idamkan selama ini. Dan dengan mudahnya dia berusaha untuk menghancurkan mimpi ku. Sungguh...aku tak dapat menerima semua ini.<br />***<br /><br />Setiba di dalam kamar, ku hempaskan tubuh mungilku ke atas tempat tidur ku. Sangat lelah sekali. Lelah jiwa dan raga. Ku buka ponsel ku, terlihat 25 miscall dan 65 sms dari ray. Aku sama sekali tak mau untuk membaca pesan ataupun mengangkat telepon dari nya. Kali ini kesabaran ku sudah benar-benar habis. Menghadapi sikapnya yang posesif membuat aku muak.<br />&ldquo; Kehilangan mimpi ku hanya demi cinta,hhh...memang loe fikir loe siapa?&rdquo; umpat ku dengan kesal.<br /><br />Ku pejamkan kedua mata ku, mencoba untuk melupakan semuanya. Namun tak berhasil. Sial, kenapa dia terus ada di pikiranku?. Tak lama terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar ku.<br />&ldquo; Siapa?&rdquo; tanya ku setengah berteriak.<br />&ldquo; ini kaka,ada ray tuh diluar...&rdquo; ujar kak sofie memberitahu,<br />&ldquo; Suruh pulang aja kak, aku lagi gak mau ketemu dia.&rdquo; Kata ku.<br />&ldquo; Ayo temuin dulu sebentar...&rdquo; bujuk kak sofie<br />&ldquo; gak mauuuuuuuuuuuuuuu....&rdquo; seru ku.<br />&ldquo; ya udah kalo gitu.&rdquo; Ujar kak sofie menyerah.<br /><br />Tak terdengar lagi suara kak sofie. Mungkin dia sedang bicara dengan Mr. Posesif itu.<br />&ldquo; aku gak mau ketemu dia. Jangankan ketemu,membayangkan mukanya aja gak sudi.&rdquo; Gerutu ku dalam hati.<br />&ldquo; daripada mikirin Mr. Posesif itu lebih baik aku tidur.&rdquo; Fikirku seraya menarik selimut.<br />***<br /><br />&ldquo; Bella..!!&rdquo; seru vito saat kami berpapasan di perpustakaan kampus.<br />&ldquo; hai..kamu disini juga?&rdquo; ujarku basa basi.<br />&ldquo; iya, biasa...cari inspirasi lewat buku-buku best seller.&rdquo; Katanya<br />&ldquo; owh...&rdquo; aku mengangguk pelan.<br />&ldquo; ikut aku yuk..&rdquo; ajak vito<br />&ldquo; kemana?&rdquo; tanyaku<br /><br />Vito menarik tangan ku. Setelah membayar sewa buku yang dipinjamnya, ia membawa ku ke sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari kampus ku.<br />&ldquo; ngapain kamu bawa aku kesini..?&rdquo; tanya ku heran.<br />Vito masih asyik mengaduk-aduk cappucino yang ada di hadapannya.<br />&ldquo; mau ngobrol aja sama kamu.&rdquo; Ucapnya santai.<br /><br />Vito tak banyak berubah. Masih tetap seperti vito yang ku kenal saat 3 tahun lalu.<br />&ldquo; gak sopan.&rdquo; Ujar ku ketus.<br />&ldquo; loh..kenapa?&rdquo; ekspresi wajah vito berubah.<br />&ldquo; harusnya kalo mau ngajak orang ke suatu tempat itu tanya dulu donk,lagi sibuk atau enggak,mau ada acara lagi atau engga.jangan asal tarik aja.&rdquo; Kataku<br />&ldquo; hehe..maaf deh, abisnya tiap mau ngobrol sama kamu gak bisa terus.&rdquo; Katanya kesal.<br />&ldquo; kenapa?&rdquo; tanyaku bingung.<br />&ldquo; ya iyalah, gimana bisa ngobrol kalo tiap hari kamu dibuntutin terus sama bodyanguard kamu.&rdquo;<br />&ldquo; hihihi...iya juga sih.&rdquo;kataku sambil tertawa kecil.<br />&ldquo; gimana keadaan kamu sekarang?&rdquo; tanyanya.suasana mulai serius.<br />&ldquo; not fine.kamu?&rdquo; tanya ku balik seraya menghembuskan nafas.<br />&ldquo; baik banget. Gimana pun keadaannya akan selalu baik donk.&rdquo; Katanya ceria.<br />&ldquo; bagus donk.&rdquo; Kata ku.<br />&ldquo; nih...&rdquo; vito menyerahkan sebuah novel padaku.<br />&ldquo; My first love..&rdquo; yups itulah judul novel yang diberikan vito padaku. Seketika aku tercengang saat melihat nama &ldquo; Vito Andrean&rdquo; tertera sebagai penulis novel tersebut.<br />&ldquo; Apa ini sungguhan..?&rdquo; tanyaku tak percaya. Vito tersenyum kecil.<br />&ldquo; Aku buat novel ini khusus untuk kamu, dan aku sengaja hanya mencetak novel ini 2 buah, untuk kamu dan aku. Supaya kamu tau bahwa kamu begitu berarti buat aku. Dan aku mau novel ini menjadi hadiah yang paling special dibandingkan hadiah yang lain yang pernah kamu terima. &ldquo;<br /><br />Aku menatapnya dalam. Kenapa harus vito? Dan kenapa bukan ray yang bersikap seperti ini&hellip;?<br />&ldquo; maksud ucapan kamu apa?&rdquo; tanyaku tak mengerti.<br />&ldquo; setelah kamu baca novel ini, kamu pasti akan mengerti.&rdquo; Ujarnya.<br />Aku masih diam seribu bahasa. Tak tahu apa yang harus aku ucapkan. Karena kejadian hari ini sungguh membuat aku terkejut.<br />***<br /><br />Sejak kejadian itu, aku tak pernah melihat ray dikampus. Bahkan dia pun tak pernah sms atau telepon aku lagi.<br />&ldquo; Hhhh&hellip;bagus deh.&rdquo; pikirku lega.<br />Tapi&hellip;gimana kalo dia sakit??? atau&hellip;terjadi sesuatu yang tak diinginkan???<br /><br />Aku mulai khawatir. Tapi rasa kecewa ku padanya belum bisa terlupakan.<br />&ldquo; Hhhhh&hellip;.terserah deh, mau sakit atau nggak aku nggak perduli. Toh&hellip;dia juga sama sekali nggak perduli dengan impianku.&rdquo; gumamku.<br />Tiba &ndash; tiba saja aku teringat pada novel yang diberikan vito padaku kemarin. Ceritanya begitu mengharukan. Aku baru mengerti sekarang, meskipun semasa SMA dulu sikapnya selalu dingin padaku tapi ternyata ia menyimpan perasaan cinta yang begitu besar padaku. Dan sampai saat ini, perasaannya pun masih tetap sama.<br />Lalu &hellip;kenapa dia tidak pernah menyatakan perasaannya terhadapku?<br />Ahh&hellip;entahlah. Mungkin dia memiliki alasan yang tak ku ketahui.<br /><br />Sambil menunggu jadwal kelas selanjutnya. Aku duduk di taman kampus sambil sesekali melemparkan pandanganku kearah koridor kampus. Biasanya&hellip;tiap hari ray memperhatikan semua aktivitasku sambil berdiri ditempat itu. Tapi&hellip;sudah seminggu ini dia tak tampak. Apa benar terjadi sesuatu padanya..??? hatiku mulai resah.<br />&ldquo; bell&hellip;&rdquo; panggil reza yang kini duduk disampingku.<br /><br />Aku mengalihkan perhatian ku padanya.<br />&ldquo; kenapa?&rdquo; tanyaku.<br />&ldquo; ray mau ketemu sama loe.&rdquo; Katanya. Aku terdiam sejenak.<br />&ldquo; gue&hellip;&rdquo;<br />&ldquo; please bell, buat yang terakhir.&rdquo; Ujarnya lagi memotong ucapanku.<br />&ldquo; yang terakhir&hellip;maksud loe?&rdquo; aku mulai khawatir.<br />&ldquo;ray bilang setelah pertemuan hari ini, dy gak akan ganggu loe lagi.&rdquo;<br />&ldquo;okey.dimana?&rdquo;<br />&ldquo;di rumah sakit Harapan Kita.. &ldquo;<br />&ldquo;apa?Rumah sakit&hellip;!&rdquo;aku tercengang.<br />&ldquo;iy bell..udah beberapa hari nie ray di rawat di rumah sakit.&rdquo;<br />&ldquo;tapi knp?bukannya Selama ini dia baik-baik aja?&rdquo; tanyaku tak percaya<br />&ldquo;leukemia akut.ray mengidap penyakit ini sejak kecil dan dia menolak untuk melakukan operasi pencangkokan sumsum tulang belakang. Dia gak mau merepotkan orang lain. Yang dia mau saat ini loe,bell.&rdquo;ujar reza menjelaskan.<br /><br />Yaa Allah..apakah semua ini nyata? Mendengar penjelasan reza tubuh ku terasa lemas dan tempurung lutut ku terasa copot hingga tak mampu lagi untuk melangkah. Reza menuntun ku masuk kesebuah ruang isolasi. Ku lihat ray terkujur kaku tak berdaya di atas ranjang dengan dibalut selang infuse dan tabung oksigen. Aku berjalan mendekat ke arahnya. Wajahnya terlihat pucat,tubuhnya begitu kurus dan lemah. Sungguh sulit ku percaya. Benarkah ini ray?cowo angkuh dan posesif yang selama ini terlihat kuat kini hanya bisa terbaring lemah tak berdaya. Butiran Kristal bening tak berhenti berhamburan dari sudut mata ku. Bibirku bergetar. ku ambil tangannya yang lemah lalu ku genggam erat. Matanya terlihat sayu,ray tersenyum kecil pada ku.<br />&ldquo;lla..&rdquo;ujarnya.ya masih seperti biasa. Dia memanggil ku dengan panggilan kesayangannya.<br />&ldquo;ya..&rdquo;ku seka air mataku.<br />&ldquo;aku sayank sama kamu..&rdquo;ujarnya lirih.<br />&ldquo;jangan tinggalin aku lagi..&rdquo; lanjutnya. Aku mengangguk pelan..tak mampu ku bendung air mata ku.<br />&ldquo;maafin aku ray, seharusnya aku gak bersikap seperti kemarin.seharusnya aku terus ada disamping kamu buat jagain kamu, seharusnya aku gak pergi tinggalin kamu, seharusnya&hellip;&rdquo; aku tak mampu melanjutkan kata-kata ku.<br />&ldquo;lla.. aku gmw liat kamu nangis.aku yang salah karna terlalu mengekang kamu.maafin aku yah..?&rdquo;ujarnya terbata-bata.<br />&ldquo;aku udah maafin kamu,,tapi kamu harus janji gak akan tinggalin aku..&rdquo;<br /><br />Ya.. aku janji, dimana pun aku berada hati ku tetap selalu ada untuk kamu, dan jiwa ku gak akan pernah pergi meninggalkan kamu&hellip;&rdquo;katanya pelan.<br />&ldquo;lla.. aku mau kamu tetap disini, temani aku tidur dan ceritakan semua tentang kita..&rdquo;pinta nya.<br />&ldquo;ya..aku akan tetap ada disamping kamu.. aku gak akan pernah tinggalin kamu lagi.&rdquo; Aku memeluk tubuh ray yang kini tak berdaya.semuanya seakan hilang. Kemarin kamu begitu kuat disaat memeluk tubuhku??kemarin kamu begitu selfish hingga membuat aku muak? Aku genggam erat tangan kanannya. Dia tersenyum kcil pada ku. Senyum terakhir yang tak kan lagi bisa ku lihat. Karna setalah dia memejamkan matanya, kondisinya kembali kritis&hellip; reza bergegas memanggil dokter. Dan aku tak kuasa untuk melihat semua ini. Ray.. beginikah akhir kisah cinta kita&hellip;??.<br />***<br /><br />Cuaca begitu mendung. Awan terlihat hitam dan mulai turun rintik hujan membasahi bumi. Bumi pun seakan ikut menangisi kepergian ray. Setelah acara pemakaman selesai, vito memberiku sepucuk surat yang ray titipkan untukku. Dengan mata sembab dan tangan bergetar aku mulai membuka surat itu.<br /><br />Dear Bella&hellip;<br />lla&hellip;taukah kamu,hidupku tak pernah berarti bila tak ada kamu disampingku. Karna hanya kamu yang selalu memberikanku perhatian dan kasih sayang yang tak pernah aku dapatkan dari orang lain, sekalipun dari orang tuaku.<br />Vito&hellip;dia yang telah merebut semuanya. Aku begitu membencinya karna dia tlah menghancurkan hidupku.<br />Papa ku menikahi mamanya saat aku berusia 6 tahun. Dan mamaku&hellip;dia lebih memilih mengakhiri hidupnya karna tak kuasa melihat perlakuan papa. Sejak kepergian mama aku begitu sedih karna tak ada lagi yang memberikanku kasih sayang yang seharusnya masih aku dapatkan dari orang tuaku.<br />Sampai suatu hari aku bertemu kamu, yang begitu amat menyayangiku. Aku tak pernah mau kehilangan kebahagiaanku lagi sampai akhirnya aku harus bersikap posesif sama kamu. Aku lakukan smua itu karna aku takut kehilangan kamu. Tapi ternyata&hellip;takdir berkata lain. Walau bagaimanapun aku pasti kehilangan kamu. Karena hidupku begitu terbatas. Aku sangat benci dengan semua ini. Aku benci papa yang telah menyakiti mama. Aku benci mama yang telah meninggalkan ku sendiri. Aku benci vito yang telah merenggut kebahagiaanku. Dan aku benci Tuhan karna dia memberikanku hidup yang begitu singkat dan memaksaku untuk kehilangan kamu. Hanya 1 orang yang aku sayangi di dunia ini, yaitu kamu.<br /><br />Meski kini aku harus melepaskanmu, tapi aku bahagia karna sempat memilikimu. Aku ingin kamu bahagia bersama vito. Cinta pertama yang tidak pernah kamu dapatkan selama ini hanya karna aku.<br />3 kata terakhir yang aku ucapkan untuk kamu..&rdquo; aku cinta kamu &ldquo;..<br />Aku yang slalu mencintaimu&hellip;<br />Rayy&hellip;<br /><br />Aku menangis sejadi-jadinya saat membaca surat dari ray. Tak pernah ku sangka bahwa hidupnya begitu sulit dan menyedihkan. Vito mencoba menenangkanku. Vito merengkuh tubuh mungilku dengan lembut,dan aku menangis dalam pelukannya.<br />&ldquo; maafkan aku ray,aku percaya meski smua ini begitu tidak adil untuk mu,tapi Tuhan punya rencana indah yang telah dia siapkan untukmu.maaf&hellip;karna aku tidak bisa lagi ada disampingmu.tapi aku ingin kamu tau..meski kamu tidak mampu lagi memiliki ragaku..tapi tetap memiliki hatiku..&rdquo;<br /><br />Surat terakhir ini akan ku simpan slalu..dan namamu akan tetap berada dihatiku dan senyum terakhir yang kamu berikan untukku akan selalu berada dalam benakku.<br />&ldquo; aku sayang kamu ray&hellip;&rdquo; ujarku sambil terisak.<br />Kini aku mengerti,kenapa vito tak pernah menyatakan perasaannya padaku,semua itu karna dia dan ray adalah saudara tiri.meskipun ray begitu membenci vito.tapi vito mencoba mengalah dan menyimpan perasaannya padaku selama bertahun-tahun.<br />Kini &hellip; meski ray telah mengizinkan kami untuk bersama,tapi hatiku belum mampu untuk menerima kepergian ray.dan sampai saat ini bayangan wajahnya masih selalu mengikuti setiap langkahku.