Berliku waktu yang ku lalui sendiri
Banyak tujuan yang ingin ku raih
Beratus, beribu, bahkan berjuta langkah kaki
Hanya kepadaMu lah tempat ku kembali
Aku memang lelah mengejar rakusnya dunia
Hingga aku lupa merindu kepadaMu
Kini aku kembali, terima aku, peluk aku
Hingga rahmatMu kadang terlupa
Aku kembali, aku kembali pulang
Hijrahku, taatku, ku janjikan untukMu
Wahai Allah Tuhanku
Istiqomahkanlah hatiku
Jumat, 27 Februari 2015
Sabtu, 21 Februari 2015
Syair Syahdu
Demi engkau yang tertulis dalam lauhul mahfudz
Aku menanti dalam setiap sujudku
Engkau yang terkasih, Ku karang indah namamu
Dalam syair Doa kerinduan
Keyakinan Ku padaNya menguntai indahnya
Sebuah azimat Cinta yang berlabuh
Dalam ikatan suci pernikahan
Ku luapkan cintaku setelah janji suci terucapkan
dirimu adalah doaku
dirimu adalah harapanku
Aku menanti dalam setiap sujudku
Engkau yang terkasih, Ku karang indah namamu
Dalam syair Doa kerinduan
Keyakinan Ku padaNya menguntai indahnya
Sebuah azimat Cinta yang berlabuh
Dalam ikatan suci pernikahan
Ku luapkan cintaku setelah janji suci terucapkan
dirimu adalah doaku
dirimu adalah harapanku
Senin, 16 Februari 2015
Melompat tinggi
Cerita yang ku bayangkan
Tak seindah kenyataan
Berlari namun tetap disini
Berjalan namun tetap tertahan
Duhai hati, tetaplah tersenyum
Menguntai, menggambar senyuman
Duhai jiwa, tetaplah gembira
Menari, menyanyi bahagia
Matahari terus bersinar
Bulan tetap gemintang
Bintang akan tetap terang
Bumi akan tetap mengelilingi
Tak seindah kenyataan
Berlari namun tetap disini
Berjalan namun tetap tertahan
Duhai hati, tetaplah tersenyum
Menguntai, menggambar senyuman
Duhai jiwa, tetaplah gembira
Menari, menyanyi bahagia
Matahari terus bersinar
Bulan tetap gemintang
Bintang akan tetap terang
Bumi akan tetap mengelilingi
Kota Merah
Ramai, riuh, teriak
Namun hati tetap bergejolak
Jatuh, menangis, berdarah
Namun selalu ku menyerah
Sebait puisi ku baca, bahagia
Namun air mata tetap, berderai
Satu lagu ku nyanyikan, gembira
Namun hati tetap merindu nama mu
Kota merah mengalah
Rindu ini merobek hati
Kota merah menyerah
Rindu ini sungguh sakti
Namun hati tetap bergejolak
Jatuh, menangis, berdarah
Namun selalu ku menyerah
Sebait puisi ku baca, bahagia
Namun air mata tetap, berderai
Satu lagu ku nyanyikan, gembira
Namun hati tetap merindu nama mu
Kota merah mengalah
Rindu ini merobek hati
Kota merah menyerah
Rindu ini sungguh sakti
Minggu, 15 Februari 2015
May Puisi (15 feb 2014)
Riuh Rindu
Hujan ini yang selalu mengantar rindu
Ribuan tetesan air membelai hati
Menulis namamu, membayang wajahmu
Dingin membalut kesepian hari
Oh Tuhan.. jauh terhempas hati ini
Hanya ingin kembali membawa cintanya
Melangkah pergi, berlari mencari
Menunggu pelangi memberi senyuman
Lidahku kelu mengeja kata
Mulutku beku mengucap nama
Selalu kamu dan nama mu
Lalu siapa peduli, gemercik air diluar sana
Menghempaskan kerikil tak berlalu
Hujan ini yang selalu mengantar rindu
Ribuan tetesan air membelai hati
Menulis namamu, membayang wajahmu
Dingin membalut kesepian hari
Oh Tuhan.. jauh terhempas hati ini
Hanya ingin kembali membawa cintanya
Melangkah pergi, berlari mencari
Menunggu pelangi memberi senyuman
Lidahku kelu mengeja kata
Mulutku beku mengucap nama
Selalu kamu dan nama mu
Lalu siapa peduli, gemercik air diluar sana
Menghempaskan kerikil tak berlalu
Langganan:
Postingan (Atom)